Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Penutupan TikTok Shop dan Urgensi Value Creation Pasar Tradisional

4 Oktober 2023   17:29 Diperbarui: 8 Oktober 2023   21:00 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penutupan TikTok Shop (Tangkapan layar Kompas.com) 

Penutupan TikTok Shop dan Urgensi Value Creation Pasar Tradisional

Apakah kegairahan masyarakat berbisnis dengan menggunakan platform social commerce akan berakhir ? Atau justru ada jalan alternatif untuk memakai platform lain semacam social commerce. 

Disrupsi teknologi terjadi silih berganti. Siapapun rezim dimuka bumi ini tidak akan bisa melawan hukum besi disrupsi inovasi yang setiap hari dilahirkan oleh inovator. Mestinya tindakan tutup menutup platform tidak dilakukan atas dasar emosional belaka, Perlu dicarikan solusi yang win-win solution.

TikTok Shop resmi ditutup pada hari ini, Rabu (4/10/2023), pukul 17.00 WIB. Dalam laman resminya, TikTok menyebut keputusan tersebut diambil untuk mematuhi aturan pemerintah Indonesia. 

Sebagai catatan pemerintah menetapkan Permendag 31 Tahun 2023 pada pekan lalu. Salah satu poinnya adalah melarang media sosial berperan ganda sebagai e-commerce.

Apakah dengan penutupan TikTok Shop maka pasar Tanah Abang atau pasar tradisional akan langsung bergairah, atau tetap sepi. 

Ilustrasi penutupan TikTok Shop (Tangkapan layar Kompas.com) 
Ilustrasi penutupan TikTok Shop (Tangkapan layar Kompas.com) 

Apalagi lesunya pasar dan UMKM bukan disebabkan oleh faktor tunggal, yakni TikTok Shop tetapi oleh faktor ganda seperti daya beli masyarakat yang merosot, faktor harga yang lebih mahal dan tidak ada aspek siara promosi yang mengasyikkan dan kreatif seperti halnya TikTok.

Raja kreator konten kecantikan, dr Richard Lee mencetak rekor kreator teratas di Asia Tenggara  (Dok. TikTok via KOMPAS.com) 
Raja kreator konten kecantikan, dr Richard Lee mencetak rekor kreator teratas di Asia Tenggara  (Dok. TikTok via KOMPAS.com) 

Menanggapi penutupan TikTok Shop, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki meyakini tak akan berdampak negatif pada pedagang kecil yang selama ini menggunakan platform tersebut.

"Dengan penutupan TikTok Shop ini menurut saya tidak akan terlalu mengganggu sebenarnya bagi para seller, karena para pelaku UMKM yang jualan online bisa memanfaatkan promo produk di medsosnya, di TikTok. Nah, kalau penjualannya di-direct kepada link misalnya nanti di multiplatform," kata Teten, di Kompleks Istana Kepresidenan.

Mestinya Menteri Perdagangan dan Menteri Koperasi dan UKM memberikan solusi alternatifnya. Termasuk solusi untuk mewujudkan value creation untuk pasar tradisional yang berbasis platform. Sebaiknya platform ini hasil karya startup dalam negeri.

Untuk mengelaborasi social commerce yang mendisrupsi bisnis ecommerce dan marketplace, saya sempat berdiskusi panjang lebar dengan Sang Inovator Bangsa, Kiwi Aliwarga. 

Pria pendiri UMG Idealab ini adalah jebolan Massachusetts Institute of Technology (MIT) USA dalam prodi System Dynamics. Dia juga berhasil meraih gelar Doktor dari UGM dan tengah menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran (biomedik) Research in Reverse Aging.

Menurut Kiwi banyak pedagang UMKM yang memilih TikTok Shop karena lebih memiliki peluang untuk menjual produknya lebih banyak, karena pengguna TikTok kebanyakan range umur delapan belas sampai dua puluh lima tahun. Kebanyakan mereka mengunggah produknya ke TikTok Shop 1 hingga 3 konten promosi per-harinya.

Mereka sangat berharap akun berhasil masuk ke For You Page (FYP), hal tersebut akan menghasilkan dampak yang lebih besar secara organik terhadap branding dan penjualan. Apalagi kalau videonya masuk FYP. Dampaknya luar biasa dan lebih berkali lipat dibandingkan dengan memakai influencer.

"Social Commerce ini mendisrupsi bisnis ecommerce dan marketplace yang telah berkembang selama 25 tahun di dunia. TikTok memberikan product-market fit pada zamannya.Setiap inovasi dan keputusan atau policy pasti ada plus dan minusnya. 

"Yang kita harus evaluasi terhadap penutupan TikTok Shop adalah tujuannya dulu lalu analisa dan solusinya," kata Kiwi yang kini juga menjabat sebagai Sekjen Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) dan juga sebagai Pengurus Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia (YPTI).

Kiwi Aliwarga (dokumen pribadi) 
Kiwi Aliwarga (dokumen pribadi) 

Menurutnya sebenarnya Pasar Tanah Abang dan pasar tradisional yang lain sejak adanya e commerce sudah semakin menurun dan sepi. Tiktok dengan live streaming salesnya hanya mempercepat tambah sepinya, jadi bukan root cause-nya.

Menurut Kiwi prinsipnya ada tiga faktor:

Pertama, daya beli masyarakat yang tidak meningkat atau cenderung turun. Mereka menginginkan harga yang murah tetapi dengan acceptable level of quality dan ini banyak di provide oleh supplier-supplier dari luar terutama dari China, Vietnam dan Thailand.

Kedua, TikTok dalam policy perusahaan yang menjual data-data kepada yang berminat. Artinya mereka menjual data product apa yang banyak terjual, dimana, dan harganya berapa. Akibatnya manufacturer yang besar dapat memproduksi dan menjual dan harga lebih murah untuk masuk ke pasar Indonesia. Policy penjualan data inilah yang sebenarnya harus dilarang.

Ketiga, harus diakui bahwa meskipun UMKM kita terus berkembang dan mulai adopsi kualitas dan teknologi untuk bersaing tetapi masih perlu banyak waktu. 

Hal ini seharusnya peran pemerintah untuk provide waktu itu dengan proteksi impor dan juga pendampingan antara startup technology dengan para UMKM atau IKM seperti program Startup for Industry yang dilaksanakan secara rutin oleh Kemenperin. Ini bisa dicontoh di kementerian lain dengan serius dan konsisten.

"Semua policy pasti ada yang meng-lobby untuk bisa sampai pemerintah melarang Tiktok Sales. Siapa yang mempunyai concern selain para UMKM ? Tentunya para pemain e commerce, market place dan juga pemerintah (pendapatan pajak). Nah, kita bisa menimbang-nimbang bahwa policy tersebut lebih menguntungkan UMKM atau yg disebutkan diatas?," ujar Kiwi

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa realitasnya sistem struktur pemerintahan kita lebih dipengaruhi oleh loby-loby perusahaan besar ketimbang UMKM. 

Nah sistem dan struktur ini yang mesti direformasi sehingga lebih balance. Itulah yang menjadi tanggung jawab para pemimpin eksekutif dan legislatif kita. 

Saatnya sistem struktur yang mengacu kepada Pancasila dan UUD 1945 yang mengemukakan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Belanja di Pasar Tradisional, Manfaatkan Aplikasi Daring dan Pesan Elektronik  (dok Kompas.id)
Belanja di Pasar Tradisional, Manfaatkan Aplikasi Daring dan Pesan Elektronik  (dok Kompas.id)

Urgensi Value Creation Pasar Tradisional

Pasar tradisional dan modern kini kondisinya memprihatinkan. Penyebabnya bukan faktor tunggal, melainkan ganda. 

Setelah dihantam pandemi Covid-19 kini mengalami sederet masalah krusial. Penyelamatan pasar perlu segera dilakukan dengan value creation dan platform digital yang tepat sebagai wahana komunikasi massa yang sesuai dengan kemajuan zaman.

Salah satu agenda penting pemerintah daerah untuk menumbuhkan value creation bagi pasar adalah mengedepankan inovasi yang berbasis media platform digital yang multi fungsi sebagai promosi produk dan jenama atau merek.

Berdasarkan data Kemendag, jumlah pasar tradisional yang terdata sekitar 9,559 unit, dengan 95 persen berumur di atas 25 tahun, 1 persen berumur 10-20 tahun dan 3 persen berada di usia kurang dari 10 tahun.

Sisanya tidak aktif dan tinggal nama, akibat fasilitas tidak lengkap dan kurang memadai. Di sisi lain, pasar modern mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Menurut data Kemendag, jumlah pasar modern mencapai 14.000, yang berbentuk convenience store sebanyak 358 toko, minimarket 11.569 toko, supermarket 1.146 toko, hypermarket 141 toko, dan perkulakan atau grosir mencapai 26 toko.

Pemerintah sesungguhnya sudah menginisiasi beberapa upaya penyelamatan terkait dengan keberadaan pasar tradisional dan modern tersebut. Sayangnya, karena keterbatasan anggaran akibatnya masih belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

Keniscayaan pasar tradisional dan modern menciptakan value creation sebagai urat nadi pemasaran. Baik penjual maupun pembeli saat ini lebih banyak memilih berinteraksi di platform daring demi mengurangi risiko kontak langsung.

Jenama-jenama yang sebelumnya mengandalkan penjualan di toko luring, beralih ke platform daring untuk bisa mempertahankan performa bisnis. 

Tetapi platform daring yang mengandalkan mobile commerce ternyata perlu media penyiaran. Media penyiaran inilah yang ditangkap oleh TikTok Shop hingga menjadi animo masyarakat yang luar biasa.

Kini paradigmanya sudah jelas, bahwa pergeseran pola tingkah laku konsumen ketika berbelanja daring, telah beralih ke smartphone untuk melakukan pembelian.

Fenomena pembelian langsung dari aplikasi atau smartphone ini disebut dengan m-commerce atau mobile commerce perlu sinergi dengan para kreator konten dan media penyiaran promosi lokal.

Media itu sebenarnya telah dikembangkan oleh startup yang dibina oleh Kiwi Aliwarga, yakni platform SVARA. 

Pendanaan startup yang mengembangkan SVARA yang kini juga dipakai oleh Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI dengan tajuk RRI Digital yang juga berfungsi sebagai kanal-kanal berbagai komunitas. Termasuk komunitas UMKM dan pasar. SVARA masih harus dikembangkan lagi sehingga bisa dicintai oleh masyarakat.

Saatnya kepala daerah mengembangkan pasar tradisional dan modern dengan berbasis platform yang efektif sebagai forum komunikasi dan siaran promosi dan hiburan secara streaming. 

Bentuk komunikasi bisa berupa pameran virtual produk, pembuatan konten siaran, serta lewat komunikasi media elektronik (radio dan TV) dan media sosial.

Pada prinsipnya, konsep komunikasi massa untuk pasar adalah "journey to happiness" meskipun dengan cara virtual. 

Bentuk komunikasi, baik visual maupun verbal lewat karya seni maupun konten siaran diharapkan mampu mempertahankan eksistensi ruang kios-kios pasar yang mendatangkan kebahagiaan dan ada promosi produk yang adaptif dengan semangat zaman,

Keniscayaan, pasar tradisional dan modern membutuhkan platform yang bisa menjadi sistem konektivitas perdagangan, insourcing, dan ketersediaan SDM logistik dengan kompetensi yang tinggi. Sistem insourcing termasuk teknologi pengolahan dan pengemasan produk atau komoditas unggulan suatu daerah. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun