Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Penutupan TikTok Shop dan Urgensi Value Creation Pasar Tradisional

4 Oktober 2023   17:29 Diperbarui: 8 Oktober 2023   21:00 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penutupan TikTok Shop (Tangkapan layar Kompas.com) 

Pertama, daya beli masyarakat yang tidak meningkat atau cenderung turun. Mereka menginginkan harga yang murah tetapi dengan acceptable level of quality dan ini banyak di provide oleh supplier-supplier dari luar terutama dari China, Vietnam dan Thailand.

Kedua, TikTok dalam policy perusahaan yang menjual data-data kepada yang berminat. Artinya mereka menjual data product apa yang banyak terjual, dimana, dan harganya berapa. Akibatnya manufacturer yang besar dapat memproduksi dan menjual dan harga lebih murah untuk masuk ke pasar Indonesia. Policy penjualan data inilah yang sebenarnya harus dilarang.

Ketiga, harus diakui bahwa meskipun UMKM kita terus berkembang dan mulai adopsi kualitas dan teknologi untuk bersaing tetapi masih perlu banyak waktu. 

Hal ini seharusnya peran pemerintah untuk provide waktu itu dengan proteksi impor dan juga pendampingan antara startup technology dengan para UMKM atau IKM seperti program Startup for Industry yang dilaksanakan secara rutin oleh Kemenperin. Ini bisa dicontoh di kementerian lain dengan serius dan konsisten.

"Semua policy pasti ada yang meng-lobby untuk bisa sampai pemerintah melarang Tiktok Sales. Siapa yang mempunyai concern selain para UMKM ? Tentunya para pemain e commerce, market place dan juga pemerintah (pendapatan pajak). Nah, kita bisa menimbang-nimbang bahwa policy tersebut lebih menguntungkan UMKM atau yg disebutkan diatas?," ujar Kiwi

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa realitasnya sistem struktur pemerintahan kita lebih dipengaruhi oleh loby-loby perusahaan besar ketimbang UMKM. 

Nah sistem dan struktur ini yang mesti direformasi sehingga lebih balance. Itulah yang menjadi tanggung jawab para pemimpin eksekutif dan legislatif kita. 

Saatnya sistem struktur yang mengacu kepada Pancasila dan UUD 1945 yang mengemukakan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Belanja di Pasar Tradisional, Manfaatkan Aplikasi Daring dan Pesan Elektronik  (dok Kompas.id)
Belanja di Pasar Tradisional, Manfaatkan Aplikasi Daring dan Pesan Elektronik  (dok Kompas.id)

Urgensi Value Creation Pasar Tradisional

Pasar tradisional dan modern kini kondisinya memprihatinkan. Penyebabnya bukan faktor tunggal, melainkan ganda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun