Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekerasan oleh Siswa akibat Frustrasi Sosial dan Peredaran Miras

29 September 2023   09:09 Diperbarui: 29 September 2023   09:21 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelajar yang kedapatan pesta miras oplosan dihukum basuh kaki orang tuanya.(KOMPAS.COM/Ahmad Riyadi) 

Penyelenggaraan pendidikan vokasional nonformal itu sebaiknya terkait dengan penyediaan lapangan kerja dengan prinsip link and match. Perlu merumuskan sistem pendidikan vokasional nonformal yang menekankan produktivitas dan kreativitas daerah. Sistem ini bisa terkait dengan program padat karya yang kini digalakkan.

Organisasi pendidikan nonformal di tingkat Kecamatan yang selama ini disebut Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM ) dan di tingkat Kabupaten/Kota yang disebut Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) sebaiknya dirombak agar sesuai dengan perkembangan zaman.

Frustrasi sosial tidak hanya dilampiaskan dengan cara menenggak miras. Frustrasi sosial juga bisa melahirkan pelaku teror. Kini aksi terorisme tidak hanya dipicu oleh ideologi radikal. Kondisi frustrasi sosial dan penderita penyakit kejiwaan merupakan pupuk yang subur bagi tumbuhnya teroris lone wolf atau teroris perorangan.

Seorang yang terkena frustrasi dan depresi sangat mudah dipengaruhi untuk melakukan perbuatan teror. Apalagi jika yang bersangkutan telah menemukan narasumber dari dunia maya untuk melakukan aksi destruktif.

Interaksi kehidupan masyarakat kini sudah mirip petasan sumbu pendek yang gampang meledak. Berbagai segmen masyarakat menjadi cepat pemarah, kehilangan pikiran jernih membutuhkan layanan psikiatrik yang lebih efektif. Keniscayaan, agenda penting bangsa adalah mencegah dan antisipasi ledakan frustrasi sosial. Apalagi ketegangan elit politik sedang terjadi. Merebaknya frustrasi tidak hanya terjadi pada individu semata, melainkan sudah menjadi cerminan masyarakat. (TS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun