Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korupsi Jam Kerja Melanda Negeri, Bagaimana Bacapres Mengatasi?

20 September 2023   16:35 Diperbarui: 20 September 2023   16:35 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jam kerja yang dikorupsi ( sumber : cakradunia.co)

Korupsi Jam Kerja Melanda Negeri, Bagaimana Bacapres Mengatasi ?

Rakyat sudah paham , yang namanya program kerja, visi, misi dan gagasan tentang pembangunan dari para bakal calon presiden (bacapres) dan pasangannya sudah pasti semuanya bagus, tidak ada satupun yang buruk. Namun ada kunci untuk membuka jalan kemajuan bangsa dan mempercepat datangnya kemakmuran yang berkeadilan sering dilupakan. Kunci itu sederhana, bukan emas bukan permata, kuncinya adalah tentang "jam kerja" segenap warga negara.

Jika jam kerja warga negara dikelola dan diawasi dengan baik, niscaya kemajuan dan kemakmuran yang berkeadilan segera datang. Jam kerja warga negara jauh lebih berharga ketimbang tetek bengek hilirisasi (semu) sumber daya alam (SDA). Karena banyak negara yang sangat miskin SDA namun bangsa itu lebih cepat meraih kemajuan ketimbang Indonesia. Karena bangsa yang miskin SDA itu pemimpinnya bisa mengelola jam kerja warga negaranya sebaik-baiknya sehingga disana-sini membuahkan nilai tambah yang luar biasa.

Saya melihat BJ Habibie adalah satu-satunya Presiden RI yang sangat paham dan memiliki konsep, visi dan teori tentang cara mengelola jam kerja SDM bangsa. Saya tahu dan pernah merasakan sendiri, bagaimana Habibie sangat disiplin menjalankan jam kerja diri sendiri maupun jam kerja pegawainya. Sering terlihat Habibie jam kerjanya hingga tengah malam.

Sebagai karyawan industri pesawat terbang yang beliau pimpin, saya pernah tahu, betapa marahnya beliau ketika melihat ada karyawan saat jam kerja sedang santai membaca koran. Si pegawai itu didamprat habis-habisan, dan seketika dihadiahi SP-3 alias dipecat. Inilah gaya manajemen Habibie yang justru sangat manusiawi dan anti korupsi jam kerja. Karena korupsi jam kerja sejatinya mengkhianati perjuangan kawan-kawan sekerja yang sedang berjuang meraih nilai tambah untuk perusahaan dan untuk bangsanya.

Para bacapres dan pasangannya perlu meneladani dan mengadopsi pemikiran besar Presiden Republik Indonesia (RI) ketiga, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie terkait dengan strategi transformasi bangsa menuju kemajuan serta tentang falsafah nilai tambah dan jam kerja yang telah dirumuskan dengan baik oleh Habibie.

Ilustrasi filosofi jam kerja BJ.Habibie ( tangkapan layar acara Rosi KOMPAS.tv)
Ilustrasi filosofi jam kerja BJ.Habibie ( tangkapan layar acara Rosi KOMPAS.tv)

Masih hangat dalam pikiran pikiran kita ketika BJH mengusulkan pembentukan neraca jam kerja di Indonesia. Menurut dia, neraca jam kerja ini sebagai wujud pemantauan pemerintah terhadap kondisi lapangan pekerjaan.Habibie mengungkapkan usulannya itu saat menyampaikan ceramah umum dalam acara HUT-15 yang digelar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) di Auditorium Yunus Husein, Gedung PPATK.

Menurut BJH, "(Ada) neraca pembayaran, neraca perdagangan. Berdasarkan itu kita bisa menilai keadaan kita. Tapi yang tak kalah penting adalah neraca jam kerja," tutur dia.

Habibie mencontohkan botol air mineral. Dia mengatakan, di balik botol tersebut, terdapat jam kerja manusia. Artinya, di balik produk-produk yang ada, seperti sepatu, pakaian, kendaraan, ponsel, atau yang lainnya, itu ada jam kerja manusia"Sepatu, pakaian Anda, handphone, sepeda motor, di belakangnya itu ada tenaga. Harusnya Anda bisa mempunyai mekanisme untuk mengukurnya," tegas dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun