Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Buruh dan Apinya Marsinah

13 September 2023   09:18 Diperbarui: 13 September 2023   09:55 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Marsinah di Kabupaten Nganjuk  (dok Nganjukkotabayu.com)

Partai Buruh dan Apinya Marsinah

Eksistensi partai nonparlemen masih adem ayem saja. Belum ada agenda kejutan yang membuat masyarakat terpana. Partai Buruh sebagai partai nonparlemen mestinya mampu membakar spirit publik. Partai harapan para pekerja itu jangan sampai kehilangan spirit perjuangan.

Partai Buruh perlu melakukan ziarah ke makam Marsinah sang pejuang dan pahlawan buruh di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Spirit perjuangan Marsinah masih berkibar di hati rakyat. Partai Buruh jangan hanya mewarisi abunya, harus mewarisi apinya Marsinah.

Saat pemilu biasanya makam Marsinah sering dikunjungi para tokoh. Bahkan Gubernur Jawa Timur telah menyempatkan diri ziarah. Bupati Kabupaten Nganjuk Marhaen Djumadi telah meletakkan tradisi ziarah ke makam Marsinah dalam rangkaian Hari Buruh Nasional atau May Day.

Pada era kekuasaan rezim orde baru kaum buruh menghadapi kekuasaan yang sangat otoriter, keji dan tangan besi. Marsinah meninggal dunia setelah diculik dan dianiaya oleh aparat merupakan klimaks dan potret betapa sempurna kekejaman penguasa yang menjadikan buruh sebagai tumbal pertumbuhan ekonomi.

Gubernur dan Wagub Jawa Timur berziarah ke makam Marsinah (dok TribunJatim.com)
Gubernur dan Wagub Jawa Timur berziarah ke makam Marsinah (dok TribunJatim.com)

Marsinah adalah gadis desa yang lugu dan pekerja keras. Dia ingin menggapai kemajuan dengan bekerja keras sebagai buruh pabrik jam di Sidoarjo. Daya kritis Marsinah terhadap hak normatif buruh dan tekadnya untuk bergerak bersama kawan-kawannya guna meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi kerja justru dibayar dengan nyawanya.

Sebagai aktivis serikat pekerja dan juga berasal dari Nganjuk, saya melihat para pimpinan serikat pekerja/serikat buruh sekarang ini banyak yang mementingkan diri sendiri. Mereka hidup mewah karena dekat dengan kekuasaan.

Ditengah kondisi ketenagakerjaan di tanah air yang kian amburadul, kita semua menjadi rindu terhadap sosok Marsinah. Pada saat ini Marsinah patut dijadikan cermin besar untuk mawas diri bagi para aktivis buruh, utamanya bagi pimpinan organisasi buruh yang kini jumlahnya sudah menjamur. Dialektika perjuangan Marsinah yang menurut keluarga dan kawan-kawan bernuansa sepi ing pamrih, rame ing gawe bisa menjadi obat insyaf bagi pemimpin buruh yang selama ini berjuang sarat pamrih dan mengedepankan perutnya sendiri.

Aksi longmars Buruh (dok Partai Buruh)
Aksi longmars Buruh (dok Partai Buruh)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun