Terima Kasih untuk Dedikasi Teknisi dan Masinis KAI Commuter, Terharu Melihat Beban KerjanyaÂ
Sukses KAI Commuter menjadi tulang punggung transportasi massal merupakan perjuangan panjang. Kesuksesan tersebut terwujud berkat keandalan rangkaian KA dan jasa masinis serta para teknisi dengan beban kerja yang tidak ringan. Suka duka, tawa dan air mata mengiringi aktivitas jam kerja SDM perkeretaapian, khususnya KAI Commuter.
Seperti pendapat publik umumnya, penulis dengan jujur perlu mengacungkan dua jempol. Naik commuter alaku niscaya murah, cepat, aman, dan nyaman. Penulis yang selama ini menggeluti bidang teknik mesin selalu merenung jika sedang berada di dalam gerbong KAI Commuter. Sungguh luar biasa jasa KA komuter yang setiap hari melayani penumpang dengan setia.
Tidak mudah mengelola KAI Commuter yang selalu dihimpit dengan masalah kapasitas gerbong yang tidak sebanding dengan kenaikan jumlah penumpang. Manajemen setiap saat berpikir keras bagaimana mewujudkan keandalan rangkaian kereta demi melayani konsumen tepat waktu.
Rangkaian gerbong KA komuter milik KAI Commuter sebagian besar berasal dari kereta bekas dari Negeri Sakura. Pengadaan rangkaian berasal dari hibah dan dengan membeli dengan harga yang murah. Meskipun demikian selama puluhan tahun kereta bekas itu masih handal dalam melayani penumpang. Luar biasa sistem perawatan, modifikasi struktur serta inovasi teknologi oleh teknisi KAI Commuter. Jika terjadi kerusakan terhadap rangkaian gerbong, mereka mesti putar otak dan berkreasi atau inovasi agar kerusakan itu bisa diatasi.
Tidak gampang memperbaiki kerusakan pada kereta bekas yang umurnya sudah puluhan tahun dioperasikan di Jepang. Mesin penggerak, sistem elektronik dan kelistrikan, sistem hidrolik dan pneumatic, konstruksi bogie gerbong, dan konstruksi roda perlu perhatian khusus karena suku cadangnya sangat terbatas bahkan bisa dibilang sudah langka. Sehingga dibutuhkan inovasi oleh teknisi KAI Commuter.
Beban Kerja Masinis dan TeknisiÂ
SDM perkeretaapian yang berperan sebagai karyawan garis depan perusahaan, seperti masinis, PPKA, teknisi lokomotif dan gerbong, serta teknisi persinyalan dan emplasemen stasiun sudah seharusnya mendapatkan penghasilan yang baik dan kondisi tempat kerja yang nyaman sesuai dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Beban kerja dan hak-hak normatif karyawan garis depan KAI Commuter mesti dikelola sebaik mungkin sesuai dengan tantangan zaman. Varian antara beban kerja karyawan garis depan seperti masinis dengan kondisi environment effect ( lingkungan ) di dalam kabin lokomotif merupakan faktor kontribusi yang serius untuk mencegah terjadinya kecelakaan KA.Â