Karnaval Wijaya Kusuma, Hymne Bagimu Negri dan Roh Kebangsaan dari Pasar Tradisional
Agustusan yang merupakan serangkaian acara peringatan HUT Kemerdekaan RI biasanya saya dan istri menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halaman rohani di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Saya termasuk orang yang sangat fanatik dan wajib melihat acara karnaval Agustusan di tanah kelahiran saya. Karena event ini sangat istimewa dan afdol tiada duanya untuk mengenang saat-saat indah di masa kecil hingga remaja. Sungguh momen yang sangat tepat untuk melepas rasa kangen dan menyegarkan sukma.
Masih terbayang, ketika itu setiap pelajar mendapat peran dan berbusana sesuai dengan tematik sejarah dan budaya. Saat di taman kanak-kanak saya memerankan dan memakai kostum binatang kancil yang sepanjang rute karnaval terus memakan ketimun. Terus saat SD selalu berbusana Kuda Lumping dan Ketek Hanoman, saat SMP, setiap tahun karnaval memerankan pejuang memakai seragam compang-camping, kepala terikat pita merah putih, ada bagian tubuh yang mesti dioles obat merah dan memegang bambu runcing, bangga setengah mati mengawal Panglima Besar Jenderal Soedirman yang sedang ditandu.
Namun, setelah SMA saya tidak pernah ikut karnaval, karena setiap tahun berturut-turut selalu mendapat undangan dari Presiden Soeharto untuk mengikuti acara Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka. Itu karena sejak kelas satu hingga tiga SMA saya selalu memenangkan Lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat nasional, baik yang diselenggarakan oleh LIPI maupun Kemendikbud. Bangga sekali saat itu, diberi kesempatan untuk bersalaman dengan Presiden dan Wakil Presiden, serta bisa berbincang-bincang dengan para menteri Kabinet Pembangunan. Dalam acara ini saya pertama kali bisa berbincang-bincang langsung dengan Menristek BJ.Habibie dan Ibu Ainun di halaman Istana Merdeka.
Pada Peringatan HUT 78 RI sekarang ini, saya dan isteri memperingati di rumah saja, bersama warga Perumnas di Rancaekek Kabupaten Bandung. Dalam situasi daya beli masyarakat yang semakin melemah, kini suasana diliputi keprihatinan namun tetap semangat dan meriah. Alhamdulilah saya dan keluarga masih bisa memperingati kemerdekaan dengan cara unik.
Malam menjelang HUT Kemerdekaan, kami dihibur dengan karnaval kembang Wijaya Kusuma yang ada di halaman dan kebun rumah. Ratusan pot dengan berbagai jenis Wijaya Kusuma, baik yang tergolong spesies maupun hibrida nampak berseri dan semakin menampakkan hijau daun yang khas. Istimewanya pada malam kemerdekaan banyak bermekaran bunga Wijaya Kusuma warna merah ( dengan ID Ackermannii ) dan bunga warna putih. Bunga putih dengan ukuran besar (sebesar piring makan) dari spesies Oxypetalum dan bunga putih dengan ukuran sedang dari spesies Pumilum.