Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Koalisi 2024 Dibayangi Kerawanan Petugas dan Teknologi Pemilu

5 Juli 2023   17:22 Diperbarui: 17 Juli 2023   14:45 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penghitungan kertas suara pemilu (sumber gambar: KOMPAS/YUNIADHI AGUNG)

Pembentukan Koalisi 2024 oleh elit partai di mata publik terlihat bertele-tele dan amat menjemukan. Hingga kini bentuk koalisi masih amorfik alias tidak beraturan seperti Amoeba. 

Istana menginginkan terbentuknya koalisi besar dan perkasa seperti Goliath. Sehingga bisa menang KO dalam tempo sesingkat-singkatnya. 

Sementara ada ketum parpol yang tidak ingin sang Goliath justru akan terkapar menghadapi sosok David yang fisiknya lebih kecil.

Dalam konteks marketing politik kontemporer, David adalah sosok yang dianggap lemah elektabilitasnya oleh tukang survei. 

Namun ternyata memiliki pesona hebat bagi massa mengambang, penuh ide dan solusi serta mimpi terjadinya perubahan, sehingga mampu memenangkan pertarungan.

Elit parpol mestinya tidak pongah. Sebab masalah tahapan Pemilu 2024 dibayang-bayangi awan hitam yang menakutkan. Yakni terkait dengan kerawanan kompetensi petugas Pemilu dan belum adanya teknologi pemilu yang andal. 

Teknologi pemilu yang bisa mencegah kecurangan dan bisa menegakkan kewibawaan, integritas serta kompetensi penyelenggara pemilu belum dipikirkan oleh semua pemangku kepentingan hingga kini. 

Akibatnya sistem pemilu di Indonesia bisa dibilang masih primitif karena dengan cara mencoblos kertas suara yang amat besar dengan paku. Cara mencoblos seperti ini sudah usang dan hanya dilakukan oleh sedikit negara demokrasi.

Teknologi pemilu secara umum bisa dilihat dari Integrasi Sistem Informasi Pemilu. Beberapa pihak merekomendasikan sistem memakai Arsitektur Berorientasi Layanan (SOA). 

Masalah lain yang cukup krusial adalah diperlukan inovasi untuk mengatasi beban kerja petugas Pemilu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun