Ribuan suporter dari timur yang masuk melintasi desa Cimekar terpaksa masuk stadion lewat lubang-lubang tembok. Banyak sekali lubang tembok, kenapa pengelola tidak membuat pintu gerbang di timur untuk akses penonton.Nestapa penonton juga terjadi terkait dengan fasilitas angkutan yang tidak tersedia alias dibiarkan begitu saja. Jika pertandingan usai, ribuan penonton menumpuk menunggu angkutan.
Publik berharap audit Stadion GBLA sudah dilakukan dan sudah diambil tindakan teknis jika ada yang berpotensi mencelakakan penonton. Jangan melakukan audit setengah hati, ala kadarnya, hanya bagian tertentu saja seperti sistem pintu keluar masuk penonton. Atau hanya audit terhadap kapasitas stadion dan kondisi tribun. Â Mestinya audit mencakup kekuatan struktur utama stadion, akses jalan menuju stadion, instalasi pencegah kebakaran, dan faktor lain di kawasan luar stadion..
Sebagian besar stadion sepak bola untuk penyelenggaraan Liga Indonesia bermasalah tetapi luput dari perhatian. Program perawatan mestinya tidak asal-asalan. Pengelola perlu sistem mitigasi  jika terjadi bencana. Stadion olah raga mestinya memiliki sistem mitigasi yang baik untuk mencegah bahaya. Sistem tersebut meliputi aspek teknologi dan petugas yang mesti sigap menghadapi potensi bahaya. Audit total stadion olahraga sebaiknya dilakukan oleh auditor yang memiliki reputasi tinggi dan tidak ada konflik interes.  (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H