Eksploitasi yang berlebih berdampak pada rusaknya lingkungan. Sudah barang tentu pengawasan lemah karena buruknya sistem VMS (Vessel Monitoring System) mengingat kapabilitas armada di daerah dan rendahnya integritas birokrasi. Sistem VMS belum mampu mencakup masalah Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP-3). Selama ini sistem informasi HP-3 masih pincang, sehingga menimbulkan masalah tentang hak atas bagian-bagian tertentu dari perairan pesisir untuk usaha kelautan dan perikanan terkait dengan pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil.
Dari aspek perikanan dan kesejahteraan nelayan, kondisi kekeruhan yang sangat tinggi akibat pengerukan pasir laut sangat mengganggu tumbuhnya pakan alami atau plankton karena mengurangi cahaya matahari dan produktivitas perairan. Pada akhirnya peningkatan kekeruhan berpengaruh pada biota laut lainnya karena menyebabkan kematian telur dan larva akibat hilangnya sedimen habitat mereka, serta ikan dan udang mengalami kesulitan untuk bernafas. Akibat yang dirasakan masyarakat dengan menurunnya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh peningkatan kekeruhan adalah menurunnya tingkat produksi perikanan.Â
Apabila hasil produksi tangkapan ikan menurun, maka dapat dipastikan bahwa tingkat pendapatan nelayan juga akan berkurang, sehingga masyarakat yang hidup dan bergantung pada mata pencaharian sebagai nelayan beralih profesi agar dapat bertahan hidup.Betapa malangnya nasib nelayan akibat eksploitasi pasir laut yang sangat rakus. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H