Banyak ragam cerita menarik yang berisi ilmu pengetahuan alam semisal tentang pesawat terbang, membuat telepon mainan, balon udara, proses metamorfosa kupu-kupu, nyamuk malaria dan sebagainya.Â
Ada juga cerita tentang budi pekerti semisal anak yang pembual. Cerita asisten rumah tangga yang diboyong sang majikan ke dekat istana Ratu Wilhelmina yang rajin berkirim surat kepada ibunya yang buta huruf. Di akhir buku, ada cerita tentang Putri Campa dan gajah putihnya yang ditulis dalam lima seri.Â
Dari semua tema dan isi cerita, saya tidak menemukan propaganda politik adu domba atau tanam paksa yang sangat terkenal itu. Nampaknya, sang penulis sangat menguasai materi yang benar-benar edukatif untuk murid SD dua tahun (skakel) yang pengantarnya berbahasa daerah maupun Melayu. Bahkan, dalam kata pengantar, dijelaskan bahwa materi dalam buku tersebut dapat digunakan juga untuk para murid SD dengan bahasa pengantar Bahasa Belanda.Â
Di benak saya muncul gambaran nakal tentang aliran Multatuli. Yaitu orang-orang berkebangsaan Belanda yang telah mengindikan dirinya di Netherlands Indie karena merasakan hidup di sini. Dengan mengedepankan pendekatan edukasi nuansa perlawanan atas sikap arogan para penguasa daerah jajahan.Â
Salam Literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H