Sejak lima tahun terakhir ruas Jalan Pemuda sepanjang 1.000 meter telah menjadi satu titik sentral wisata kuliner dan kompleks perhotelan. Di ruas jalan ini menyimpan banyak cerita bersejarah karena keberadaan stasiun kereta api dan Markas Kodim 0709.Â
Serta bekas pabrik minyak kelapa Maxolie yang kini telah berubah bentuk menjadi hotel berbintang dan sarana rekreasi. Tak jauh dari situ ada Jembatan Renville dan Monumen Pena  yang mewarnai sejarah Kota Kebumen di masa Perang Kemerdekaan I dan II.Â
Perjalanan kita mulai dari ujung Utara di sisi dekat ikon Kota Kebumen, Tugu Lawet. Di sana ada Pusat Kuliner yang berada dalam lingkungan Pasar Tumenggungan. Pasar tradisional yang telah direvitalisasi di masa Buyar Winarso memimpin Kabupaten Kebumen. Area kuliner di buka sepanjang hari. Tapi, malam adalah waktu yang tepat. Semua jenis atau menu makanannya adalah masakan Indonesia.Â
Di tempat ini ada fasilitas wifi gratis. Satu dua sisi yang ramai dikunjungi pembeli adalah warung lesehan yang menyediakan menu utama tempe mendoan. Harganya sangat familier, seribu untuk ukuran sedang dan seribu lima ratus buat yang lebih besar.Â

Jaraknya sekitar 100m dan dapat memakai fasilitas Pendopo Kelurahan Kebumen di hari libur akhir pekan (Sabtu dan Minggu) untuk reunian misalnya dengan tarif Rp 500 ribu / hari. Di tempat ini kita dapat menikmati beragam tanaman hidroponik yang dikelola oleh komunitas dan dipimpin Ketua RW 7, Bapak Kuswanto.Â
Masih berada di sisi Utara, kita dapat menikmati aneka masakan dan jajanan yang tidak membuat kantong jadi bolong. Dua bakeri menyediakan beragam roti dan jajanan tradisional (kue-kue basah) seperti lapis, lemper, serabi Solo dan sebagainya. Ada juga toko oleh-oleh Saputra atau lapak mBak Atun yang menyediakan produk khas Kebumen : lanthing aneka rasa.Â
Dan yang tak kalah serunya adalah keberadaan Kampung Kuliner Keposan. Di ujung Barat Gang Pudak yang berada di dua ruas jalan utama: Pemuda dan Kol. Sugiyono, setiap pagi dari jam 6 -8, tersaji beragam jajanan tradisional dan lontong sayur labu Bu Res yang mengundang rasa nostalgia.
Perjalanan sepertiga bagian ruas jalan bersejarah ini berakhir di pertigaan jalan Kaswari. Di sekitarnya ada warung bakso, warung Lamongan yang menyediakan menu seafood dan angkringan Mas Pur. Di pagi hari, tersedia masakan khas Kebumen, nasi penggel dan tempe goreng jumbo. Atau masakan mBak Menor yang murah meriah dan nasi uduk Bu Amad. Â

Menurut dia yang kenyang merantau di beberapa kota besar Pulau Jawa, mimpinya menggelar festival kuliner di ruas Jalan Pemuda adalah melengkapi festival budaya: Kebumen Carnival yang idenya dari Jember.Â