Nah menariknya cara berpikir AQ, ala Paul Stoltz tak jauh beda dengan gagasan EQ Â AGA (Ary Ginanjar Agustian) tanpa diiringi SQ. Karena beda sudut pandang tentang diriku atas diri-nya (mereka ) dan keberadaan -Nya. Nya pertama dan kedua adalah kesadaran diri sebagai implementasi kecerdasan spiritual.Â
Di akhir cerita, secara berseloroh, saya berkomentar bahwa teori atau apapun pemahaman tentang jenis kecerdasan manusia, semua akan kembali pada diri masing-masing pribadi. Pandangan, gagasan atau teori  tentang IQ , ESQ atau AQ  adalah upaya yang hasilnya akan bergantung keyakinan diri sebagai individu atau makhluk. Pilihan ada di tangan Anda.  Saya pilih yang saya pahami sebagai makhluk.Â