Mohon tunggu...
Toto Sukisno
Toto Sukisno Mohon Tunggu... Auditor - Berlatih Berbagi Sambil Tertatih, Menulis Agar Membaca, Membaca Untuk Memahami

http://bit.ly/3sM4fRx

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Derita Dosen "Berusia Senja" Saat Covid-19 Melanda

22 Maret 2020   08:20 Diperbarui: 22 Maret 2020   08:30 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
regional.kompas.com

Dosen merupakan sebuah profesi yang memiliki tugas berat sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yaitu mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 

Saat COVID-19 telah melanda di negara Indonesia tercinta, sebagian besar pimpinan perguruan tinggi di wilayah terdampak salah satunya memutuskan dosen untuk melakukan tridharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat secara daring (dalam jaringan) sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Durasi keputusan pimpinan perguruan tinggi terkait pelaksanaan tri dharma secara daring memang berbeda-beda, tergantung dari situasi dan kondisi lokasi masing-masing perguruan tinggi.

Pertemuan maupun pembelajaran secara langsung sebagaimana telah dilaksanakan bertahun-tahun oleh para dosen yang telah memiliki masa kerja lebih dari tiga dasa warsa, tentu menjadi problem tersendiri saat pimpinan memutuskan pelaksanaan tridharma secara maya (on line). Berusia senja dalam tulisan ini tidak merujuk pada definisi kamus besar https://www.kamusbesar.com/usia-senja, yang mendefinisikan usia senja artinya berusia di atas 50 tahun, melainkan menggunakan klasifikasi usia di atas 60 tahun. Dalam pasal 67 ayat 5 UU No 4 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, usia pensiun dosen adalah 65 tahun.

Artinya bagi dosen yang telah menginjak usia senja 60 tahun ke atas masih memiliki masa bakti kurang lebih 5 tahun. Salah seorang senior yang sudah hampir mendekati purna tugas bahkan mengungkapkan (dengan ungkapan agak mutung), "biar saja keputusan pimpinan meniadakan pembelajaran klasikal tapi saya yang penting sudah masuk kelas, perkara mahasiswanya tidak hadir karena ngikuti keputusan pimpinan itu urusan lain".

 Lebih lanjut beliau mengungkapkan, "COVID-19 tidak perlu disikapi dengan berlebihan". Mak deg, saya sebagai salah satu yunior beliau ketika mendengarkan pernyataan seperti itu tentu merasa bersedih namun juga mafhum akan beban berat bagi generasi old untuk beradaptasi dengan dunianya generasi Z. 

Ungkapan seperti ini menurut sebagian besar teman, adalah bentuk keputusasaan akibat ketidakmampuan mengikuti tuntutan perubahan zaman. Saya sendiri sebagai yuniornya beliau harus terus berlari untuk dapat beradaptasi guna memenuhi perkembangan tuntutan yang setiap saat terus berubah.

Bagi seorang senior yang telah berusia senja, kemapanan ilmu, loyalitas dan integritas yang telah dimiliki tak perlu dipertanyakan dan diragukan lagi. Ilmu yang telah menyatu dengan individu yang sekian lama menekuni bidang tertentu terkadang tidak bisa diuraikan dengan menggunakan rentetan kata dan untaian kalimat di atas file presentasi maupun makalah ilmiah, tapi bisa dibuktikan keabsahan dan kevalidan-nya. 

Sebagai contoh, vibrasi yang terjadi pada sebuah equipment bagi seorang ahli yang telah berkecimpung lama di bidang itu tidak perlu dilakukan pengujian dengan instrumen ukur melainkan cukup dengan memegang eqipment tersebut. Secara ilmiah, fenomena tersebut susah dijelaskan di atas kertas melainkan harus hadir secara langsung untuk ikut membuktikan dan merasakannya. Inilah salah satu deretan alasan yang menyebabkan beliau tidak bersedia untuk menyelenggarakan pembelajaran secara daring (meskipun alasan utamanya tadi karena kendala teknis).

Terlepas dari kendala teknis yang menjadi titik awal derita dosen berusia senja dalam menyelenggarakan pembelajaran daring akibat kondisi darurat COVID-19, bagi teman-teman yang bergelut dengan dunia Information Technology (IT) perlu memikirkan platform pembelajaran daring yang mudah (user friendly) bagi generasi old sehingga mereka tetap dapat berperan dan menularkan kemapanan kelimuan yang dimiliki dan tidak anti pati terhadap tuntutan perkembangan jaman. Wallhu 'alam.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun