Mohon tunggu...
Toto Sudiarjo
Toto Sudiarjo Mohon Tunggu... -

student in sociology Atma Jaya Yogyakarta University

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal Prinsip-prinsip Dasar Jurnalisme Online

9 Maret 2015   20:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:55 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkembangnya dunia tekhnologi informasi yang lebih baru, tentunya akan membawa perubahan juga pada metode atau pola para jurnalis menampilkan isi berita tersebut agar lebih nyaman dibaca oleh audien. Dengan adanya tekhnologi media baru ini, akan membawa perubahan karakter dan perilaku yang berbeda dari sebelumnya. Hal ini tentunya menjadi strategi bagi para jurnalis sekaligus tantangan baru agar lebih mengenal dan menguasai tekhnologi yang mendukung pekerjaannya. Beralihnya informasi yang disajikan melalui media cetak ke media online, tentunya banyak problematik kode etik dan penyajian informasi oleh jurnalis, bahkan pembaca juga dapat berpartisipasi menjadi bagian dari berita tersebut.

Prinsip-Prinsip Dasar Jurnalisme Online

Paul Bradshaw membagi lima prinsip-prinsip dasar jurnalisme online sebagai panduan yang meliputi : Brevity, adaptability, scannability, interactivity, community & conversation. Beberapa konsep tersebut yang ditawarkan oleh Paul Bradshaw akan mendukung efektifitas dan penyajian berita agar lebih menarik dibaca oleh pembaca. Namun bukan berarti prinsip tersebut melupakan kode etik jurnalistik yang sudah ada, akan tetapi bagaimana agar tampilan yang disajikan itu lebih intens dibaca oleh pembaca. Hal ini diyakini karena interaktivitas dalam dunia online berbeda dengan pembaca yang konvensional. Sehingga dalam media online akan membentuk sebuah ruang baru dengan komunikasi yang berbeda dan tentunya sangat cepat dan aktif.

Brevity

Konsep dasar ini merupakan panduan untuk mengorganisir dan mengemas tulisan agar lebih ringkas dan mudah dilihat oleh pembaca. Menurut Jakob Nielsen, audien kini membaca 25 % lebih pelan dan kurang dari 28 % isi berita. Dari sumber tersebut, artinya konsumsi pembaca pada media online ini memiliki perbedaan dengan pembaca media konvensional. Pembaca media online lebih tertarik membaca dengan tampilan yang singkat-singkat atau ringkas, karena berbeda dengan membaca sebuah buku, koran atau majalah. Bahasa yang disampaikan dalam isi tersebut harus singkat, padat dan jelas. Begitupun ketika berita dalam video lebih dari tiga menit sudah terlalu lama bagi audien.

Adaptability

Adaptasi seorang jurnalis media online terhadap tekhnologi baru ini seyogyanya menjadi kunci dan mampu mengorganisir guna menunjang pekerjaannya. Seorang jurnalis harus mampu menyesuaikan diri dengan tekhnologi yang mendukungnya seperti video blog dan sebagainya. Tantangan media broadcast di era media online seperti TV & Radio juga harus memiliki website tersendiri dan harus mampu beradaptasi dengan website-website lainnya seperti: (Hyper)Text, Audio, Video, Still images, Audio slideshows, Animation, Flash interactivity, Database-driven elements, Blogs, Microblogging/Text/email alerts (Twitter), Community elements - forums, wikis, social networking, polls, surveys, Live chats, Mapping, Mashups.

Namun bukan bebarti sang jurnalis media online harus mampu menguasai berbagai tekhnologi baru itu, tetapi bagaimana seorang jurnalis mampu menggunakan video blog atau lainnya sebagai efektivitas penyajian informasi dan referensi sebuah tulisan atau berita. Seiring dengan berkembangnya web 2.0 ini tentunya seorang jurnalis media online juga harus memiliki beberapa skill sebagai berikit:
- Skill penulisan berita : aktualitas & kedalaman
- Mereka harus memiliki koleksi RSS Feed, untuk memantau sebuah isu.
- Mereka harus mengerti skill dasar video, audio dan foto.
- Mereka harus paham software editing.
- Mereka harus sering bermain dengan generasi web 2.0 : Blog, Flickr, Facebook, youtube.

Scannability

Paul Bradshaw mengatakan 95 % pengguna website akan melihat headlines, subheadings, links dan hal-hal lain yang membantu pencarian informasi mereka. Scannability dapat diartikan bahwa audien kini lebih peka dalam memilih bacaan dan menemukan isi pesan dari sebuah website, namun jika tidak menemukannya maka akan beralih ke website lainnya. Pemilihan sebuah berita atau tulisan dalam media online dapat menjadi rujukan bagi jurnalis media online agar lebih menekankan poin-poin dan hyperlink yang dirujuk dan mudah dicerna. Hal tersebut dapat dibedakan misalnya pada media cetak: pemakaian help browser, sidebar, foto, dan indeks, sedangkan pada media broadcast : pemakaian intro, dan establish shoot.

Interactivity

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun