Mohon tunggu...
Tosse Wibowo
Tosse Wibowo Mohon Tunggu... -

UNIQ

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangisan

23 November 2010   19:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

redup padam bayangan diantara tangisan jiwa
melejit kencang membuyarkan genangan asa
ingin berlari mengejar sampai ketepian
kujulurkan tangan berbalut sinar
buah asah perjuangan kelam
entah berapa titik air mata lagi yang tersisa
entah berapa tetes darah lagi yang terbuang percuma
getas sudah tulang terasa dari langkah tak tentu arah
sinar cerah menjadi senja
remang-remang terasa perlahan mewarnai garis putih
gumpalan ini terpaku di pusat magnet bumi
diam membisu tanpa lagu
kaku memainkan harmoni yang mengelorakan belantara kala
teriak sumbang tanpa jerit
terdengar usang dimata zaman
gagu dan lucu
babak baru cerita saru
menyerang derita manis anak raja bayu
tatapan sinis
dengusan sadis
mengundang tangis ketakutan dikehampaan
meracuni kesendirian
kuasa hati hibur diri untuk jiwa yang hampir mati

Jogja diantara garis batas 24112010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun