Mohon tunggu...
Franky Tosodo
Franky Tosodo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Persiapan Anak Kita bila Mau Masuk ke Ivy League University Di Amerika

20 Januari 2017   23:28 Diperbarui: 20 Januari 2017   23:44 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Perkenalkan namaku Franky Tosodo, ayah dari tiga remaja dari Bekasi. Kebetulan karena tugas kantor, saya ke Philadelphia Amerika untuk beberapa lama. Tentunya saya sempatkan mampir di beberapa Universitas yang terkenal di sana.

Memasuki University of Pennsylvania (UPenn), kami disambut dengan kampus yang sangat luas dan asri. Kebetulan cuaca di sini sedang musim gugur, pohon – pohon berbeda sekali dari yang di Indonesia. Warnanya kuning, coklat bercampur merah bata, mirip dengan teko tembagaku di rumah. Keindahan kampus ini sangat menarik perhatianku. 

Setibanya di ruang Admission (Pendaftaran), terdapat banyak sekali orang yang ada. Ternyata minat masuk universitas ini sangat tinggi sampai siswa siswi, orang tua murid dan salah satunya adalah saya mendaftar tur ini. Petugas Admission UPenn yang bernama Matthew menjelaskan beberapa hal yang perlu di ketahui oleh banyak siswa siswi Indonesia bila tertarik belajar di USA terutama Ivy League University di Amerika.

Apa yang di cari ?
Ternyata menurut si Matt panggilan untuk petugas Admission, sekolah sekolah  top seperti UPenn, Havard, Columbia, Princeton dll tidak menuntut semua nilai harusstraight A, karena hal ini hanyalah kemampuan akademis yang menunjukan bahwa anak dapat mengikuti kurikulum dengan baik. Jadi  mesikpun ada yang B atau bahkan C di rapot anak anda, is OK. Untuk mereka, nilai akademis hanyalah indikasi bahwa siswa ini dapat bertahan dalam mata pelajaran kampus tersebut. Faktor pertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya, antara lain adalah:

1. Konsistensi siswa dalam mengembangkan minat dan skill di luar akademik.
Siswa yang mengembangkan minat atau hobinya menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang well rounded dan balanced. Hal ini lebih penting daripada nilai straight A’s. Bantuan dari kepala sekolah atau guru bidang study dapat memberikan gambaran detail/ menyeluruh dari si siswa tersebut, termasuk kegiatan ektra kurikulernya, hobinya , ..apakah dia melaksanakan dengan konsisten? Bagaimana pencapaian skillnya? apakah meningkat? , apakah siswa  berkomitmen dengan bidang yang digelutinya? Konsisten? punya prestasi baik di lokal , nasional maupun internasional ? Untuk itu surat rekomendasi dari mereka sangat penting .

2. Personal Statement
Dalam personal statement,siswa menulis mengenai hal hal yang menjadi daya tarik siswa di bidang/ jurusan yang akan di daftar. Siswa harus menceritakan alasan yang kuat , mengapa dia mau daftar ke Univ tersebut termasuk mempelajari secara detail lingkungan disekitar UPenn, serta filosofi  dari Univ tersebut. Tujuannya adalah agar siswa menunjukkan bahwa ia dapat survive dalam lingkungan kampus tersebut. Pengetahuan awal tentang universitas sangatlah penting. Petugas admission ingin mengetahui siapa anda lewat tulisan ini, jadi ceritakan juga tentang dirimu sendiri. Kegiatan apakah yang dilakukan untuk menghabiskan waktu? Apa yang membuatmu senang? Apa yang memotivasi hidupmu? 

Setelah bincang-bincang dengan Matt, terbukalah pandangan saya, bahwa masuk ke Ivy League University bukanlah hal menakutkan. Bukan pula cuma buat anak yang ranking satu di sekolah atau anak yang super pintar saja, tetapi mereka cari anak-anak  yangwell rounded / holistik. Balance antara kegiatan akademis dan non akademisnya.

Kebetulan anakku bersekolah di sekolah Victory Plus – Kemang Pratama (SVP) , dan saya rasakan sekolah ini memberikan pengembangan yang seimbang antara kegiatan akademis dan Non akademisnya. Kurikullumnya pakai IB ( International of Baccalaureate), gurunya baik dan ramah dan menginspirasi ,sehingga anakku nggak pernah bosan belajar. Anakku juga pernah ikut School Production dimana ia menampilkan drama musikal “The King and I”.Mereka sangat antusias, termasuk hapal semua dialog nya sampai sekarang. Adapun Exculnya lebih dari 20 pilihan.

Apa tugas kita sebagai ortu?
Beberapa hal yang menjadi tips buat ortu :
1.Tentunya dan pastinya, dari awal  anak kita harus siapkan fondasi bahasa yang kuat, sejak kecil harus belajar bahasa Inggris dan minimal TOEFL paper base min.550

2. Kembangkan potensi maksimal anak kita dari kecil.
Misal : untuk menjadi pemain utama drama  baik di sekolah maupun di pagelaran nasional lain , dia harus bisa nyanyi, main musik, Inggrisnya harus bagus, percaya diri dll..mencapai itu kita perlu waktu , uang dan tenaga . Sama juga kalau mau jago di olah raga misalkan sepak bola, dari kecil sudah  harus banyak latihan. Kalau perlu kita tambah dengan kursus sekolah bola, akhirnya suatu saat dia bisa jadi pemain inti atau kapten di sekolah serta punya prestasi di luar sekolah..
Wah pokoknya seru perjuangan kita sebagai ortu. Dan yang penting, kita juga harus komitmen .

3. Konsisten dengan bidang yang dia sukai, dan ini perlu waktu dan kesabaran. Jika didapat secara tepat anak kita dengan sendirinya akan  komitmen/ passionate mengikuti bidang bidang yang di gelutinya.

Ayo para ortu yang tertarik….kita harus ancang - anacang dari sekarang.., jangan terlambat..Yang penting tembus dulu masuk ke Univ yang bagus, setelah itu masalah biaya bisa di carikan jalan keluarnya. Wassalam. Franky T

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun