Mohon tunggu...
Rossy Aprillianty
Rossy Aprillianty Mohon Tunggu... -

Jalan2 is my passion, buku + movie + music is my fashion, penikmat hidup sejati dalam yin yang & paradoks ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hantu Masa Lalu

25 Desember 2014   06:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:30 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semua orang punya cerita masa lalu, pernah hidup di dalamnya, bahkan mungkin pernah menderita disana. Pun, ada orang-orang yang menjadi bagian dari masa lalu yang ingin kita kubur cerita-cerita bersamanya, bahkan bayang-bayangnya sekalipun tak diijinkan untuk melintas di saat ini. Aku menyebutnya … “Hantu masa lalu”. Hantu masa lalu bisa berwujud orang, bisa berwujud keadaan dan kondisi, bisa juga berwujud keputusan.

Hantu-hantu itu bukan tidak mungkin muncul kembali dalam kehidupan kita saat ini. Mereka hadir melalui kenangan, melalui cerita teman, bahkan mungkin saat ini mereka sedang mengetuk pintu kita untuk kembali mencoba hadir, menari-nari kembali dalam imajinasi kita. Dan amatlah lazim bahwa kita juga adalah hantu-hantu masa lalu dalam hidup orang lain.

Dan pagi ini, seorang sahabat saya berbagi kisahnya melalui bbm, tentang hantu masa lalunya yang tiba-tiba hadir kembali. Tentu saja, hantu, apapun bentuknya, tidak akan pernah diharapkan untuk kita temui. Kecuali bila kau punya maksud uji nyali! Sahabat saya bercerita, bagaimana hantu ini tiba-tiba menginvite-nya di akun facebook, meng-add pin bb-nya, bahkan masuk dalam semua social media milik sahabat saya. Hantu itu benar-benar mencoba masuk dari segala kesempatan yang ada. Sahabat saya hampir mati ketakutan. Trauma lamanya terasa hidup kembali, sesak nafas, mual bahkan hampir pingsan, semua gejala yang ditimbulkan saat nama si hantu masa lalu itu muncul di hidupnya saat ini. Sahabat saya ketakutan setengah mati. Saya pikir, betapa dramatic-nya efek yang ditimbulkan oleh si hantu masa lalu itu pada hidupnya. Tapi setelah penuh mendengar kisahnya, saya bisa menyimpulkan, bahwa hantu masa lalunya memang benar-benar menakutkan. Saya tidak perlu mendengar dua kisah dari dua versi yang berbeda, karena saya tidak berniat untuk menghakimi ataupun memberi penilaian atas kisah masa lalunya. Yang jelas, bagi saya saat ini, sahabat saya benar-benar merasa tidak nyaman karena hantu masa lalu bangkit kembali dari alam kuburnya.

Sahabat saya bilang, “Masa lalu gak perlu hadir juga di dunia maya kita yang sekarang khan, cie?!” … Well, menurut saya, saat kehidupan kita saat ini didominasi oleh dunia maya, bukan hal yang tidak mungkin bahwa hantu-hantu itu akan muncul melalui dunia maya kita. Tidak dapat dipungkiri, betapa dunia maya dan social media didalamnya telah menghipnotis hampir keseluruhan kegiatan seharian kita. Kadang, dengan serta merta, secara sadar dan sukarela, kita “mengorek-orek” bagian masa lalu kita sendiri. Stalking kegiatan mantan, cari tahu tentang kehidupannya saat ini … bukankah itu juga menggali liang kubur kita sendiri untuk kembali bertemu dengan kisah lama yang dipendam?

Setelah mendengar kisahnya, saya bertanya, apa yang akan dilakukan sahabat saya itu pada hantu masa lalunya. Sahabat saya bilang, ignore aja. Sampai berapa lama? Tanya saya kembali. Dia jawab, sekuatnya. Atau sampai sang hantu masa lalu melewati batas kesabaran sahabat saya itu. Saya tertawa … saya bilang, cepat atau lambat, kamu akan tetap berhadapan dengan hantu masa lalumu itu. Kalau bisa diselesaikan secara cepat, kenapa berkenan untuk disiksa berlama-lama?!

Hantu masa lalu bisa berwujud orang, bisa berwujud keadaan dan kondisi, bisa juga berwujud keputusan. Terkadang, kita menyesali keputusan yang telah kita buat di masa lalu, tak jarang kita meratapi keadaan dan kondisi yang saat ini mungkin adalah efek dari tidak terimanya kita akan masa lalu, juga ada orang-orang dari masa lalu yang ingin kita hindari seumur hidup kita. Saat semuanya sudah kembali normal, menjalani “hidup” kembali, dan tanpa diharapkan, semua cerita masa lalu bisa datang kembali, memporak-porandakan kehidupan normalmu saat ini.

Hidup adalah perjalanan linier yang penuh dengan kejutan-kejutan didalamnya. Saat ada masalah yang belum terselesaikan, dia akan datang kembali di tempat yang berbeda dan mungkin di waktu yang tidak diduga-duga. Kau bisa menghindarinya saat ini, di tempat ini … tapi kau akan menemukannya kembali, lagi dan lagi. Sahabatku, temui hantu masa lalumu … hadapi ketakutanmu … katakan dengan tegas dan santun padanya, bahwa kau menolak untuk berhubungan apapun bentuknya dengan mereka. Kau tidak rela mengulang kehidupan masa lalumu dengan mereka dengan aneka cerita yang kau sudah lalui sebelumnya, menolak untuk berlari dan sembunyi dari kejaran hantu-hantu masa lalumu. Katakan, bahwa kau sudah membayar semua “hutang-hutang” masa lalumu dengannya, dan untuk itu kau berhak untuk bahagia di saat ini, tanpa dibayang-bayangi kelamnya masa lalu. Katakan, bahwa kita telah “berdamai” dengan semua cerita masa lalu, memaafkan kekhilafan dan kesalahan yang telah kita buat dan menerimanya menjadi bagian dari kisah dalam perjalanan hidup kita.

Dan saat kau lakukan itu, saya yakin, kau akan merasa merdeka, merasa lepas, merasa lebih bahagia, karena hidup bagimu adalah saat ini, detik ini, disini, tanpa beban masa lalu karena kau telah “berdamai” bersamanya. Karena kita juga adalah hantu masa lalu bagi orang lain. Kita juga akan mengharapkan perlakuan yang sama, tegas dan santun, untuk memberi teguran peringatan pada kita, bahwa yang lalu memang sudah berlalu. Cos some people come in your life as blessings, others come in your life as lessons.

(Untuk masa laluku … aku sudah berhasil “berdamai” denganmu.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun