Mohon tunggu...
Toras Lubis
Toras Lubis Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mengungkapkan apa yang dirasakan dan dilihat oleh mata dalam kehidupan sehari-hari melalui sebuah "tulisan" yang semoga berguna bagi setiap kalangan. :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Wirausaha Sepatu Bayi Handmade Menjanjikan

3 Mei 2016   11:00 Diperbarui: 3 Mei 2016   15:43 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa tahun belakangan ini, di Indonesia marak dengan adanya online shop. Dengan adanya toko Online atau yang sering di sebut dengan Ol Shop memudahkan kita untuk belanja barang yang kita inginkan. Tidak perlu keluar rumah barang yang kita inginkan bisa kita miliki. Ol Shop memang sangat berperan bagi kita yang tidak sempat mengunjungi toko karena sibuk sekali dengan kerjaan yang kita punya. Jadi menurut saya pribadi online shop itu bisa dibilang sebuah ladang untuk mencari uang yang sangat bagus.

Dari fenomena ini, saya kepikiran untuk memiliki online shop sendiri. Namun yang menjadi pertanyaan adalah saya harus jual apa? Sempat saya berjualan brokoli dan susu murni yang dihasilkan setiap hari oleh mertua saya. Sebelumnya saya juga sudah pernah menulis tentang jualan brokoli dan susu murni pada tulisan saya sebelumnya.

Setelah saya putar otak hendak jual apa, kebetulan waktu itu putri saya dilahirkan. Melihat putri saya, muncul ide untuk menjual perlengkapan bayi saja. Saya searching di google apa yang sekiranya dibutuhin oleh pasar. Dan ketemu ide untuk membuat sepatu bayi karya sendiri. Dengan memanfaatkan internet, saya pelajari cara membuat sepatu handmade yang bisa dikerjakan dengan santai tanpa mengganggu pekerjaan utama saya. Saya sebut usaha jualan sepatu ini side job, tapi tidak menutup kemungkinan usaha ini akan menjadi pekerjaan utama saya kelak.

Berwirausaha sepatu bayi handmade tidak mudah. Saya dan istri harus belajar cara menjahit yang rapi bagaimana, harus paham betul pola yang dibuat bagaimana, bisa menyesuaikan kaki anak yang notabenenya berbeda-beda ukuran. Tidak sedikit waktu produksi sepatu banyak yang gagal. Kadang ukuran sepatu yang sebelah kanan tidak sama dengan sebelah kiri. Salah jahit sampai hasil sepatunya jadi kanan dan kanan atau kiri dan kiri. Membuat sepatu yang benar-benar layak jual itu perlu latihan yang keras dalam membuatnya. Sampai akhirnya sekarang ini saya dan istri sudah sangat mahir dalam pembuatannya. Sepasang sepatu bisa dikerjakan dalam beberapa jam saja.

Selain kendala dalam produksi atau pembuatan sepatu, kendala yang saya rasakan adalah promosi. Setelah sepatu sudah ada yang bisa dijual, saya harus promosi sana sini agar orang tahu kalau kami menjual sepatu. Social media adalah media yang paling ekonomis untuk promosi produk kami. Saya sendiri selaku owner usaha ini merangkaplah menjadi admin untuk promosi. Satu per satu teman sosial media di tag foto sepatu ini. Ada yang merespon dan ada juga yang tidak merespon sama sekali. Tapi itu tidak jadi masalah yang penting terus berusaha untuk menandai ke teman sosial media.

Bulan pertama, omset sepatu kami mencapai 3 juta per bulannya. Angka yang cukup besar untuk seorang pemula. Bulan berikutnya omset mencapai 5 juta perbulan. Itu sudah penghasilan atau income netto. Sampai sekarang income yang didapat perbulannya masih seimbang. Dan semoga akan terus bertambah dan terus berjalan.

Kesimpulan dari tulisan saya kali ini adalah jangan takut untuk memulai sebuah usaha. Dimana ada peluang, langsung gunakan. Jangan cuma berada di zona nyaman kita. Tidak ada salahnya kita mencoba sesuatu yang baru. Berwirausaha lah!

Instagram

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun