Mohon tunggu...
Toras Lubis
Toras Lubis Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mengungkapkan apa yang dirasakan dan dilihat oleh mata dalam kehidupan sehari-hari melalui sebuah "tulisan" yang semoga berguna bagi setiap kalangan. :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Proses Perselingkuhan Dunia Maya

10 April 2014   23:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:49 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perselingkuhan di dunia maya cenderung diawali dengan hal hal sepele. Awalnya, hanya sebatas sering memberi jempol atau like ke statusnya. Merambat ke like foto fotonya. Kemudian bercanda ria di kolom komentar atau sering kita comment wall.

Semakin hari semakin akrab. Ketika dia sedang tidak online tiba tiba merasa rindu. Ahirnya nyelonong masuk ke inbok dan mengirimkan sebuah pesan kepadanya. Tanya pin BB, tanya nomor HP biar bisa Whatsapp-an juga.

Ujung ujungnya salah satu dari mereka berkata "kenapa ya kita tidak dipertemukan dari dulu padahal kamu adalah orang yang paling bisa ngertiin aku?". Hati mulai membuat jalur sendiri, jalur buat perempuan/laki-laki lain.

Lalu ketemuan di dunia nyata. Bencana hati pun tak terhindarkan. Mulai sibuk memperhatikan dia daripada merhatiin pasangan sendiri, lebih sering menghubungi dia daripada mneghubungi pasangan sendiri. Kemesraan dengan pasangan sendiripun mulai hilang.

Ketenangan hati mulai terusik, konsentrasi untuk meraih sukses jadi buyar, niat untuk mewujudkan keluarga sakinah dengan pasangan sudah menipis di gerogoti nafsu birahi.

Hatinya menghitam karna sering berdusta, telinganya menjadi tuli tidak mendengar nasehat baik, matanya jadi rabun terilusi dengan rasa penasaran, fikirannya menjadi tumpul tertindih oleh harapan semu. Pasangannya menangis, orang tua dan mertua ikut bingung, anak anaknya jadi rewel, para tetangga mulai menggosip.

Padahal dengan yang baru belum tentu lebih bahagia. Mereka hanya dipermainkan dunia dan disibukkan dengan hal hal yang tak membawa ketenangan. Hidup ini berharga dan hanya 1 masa janganlah kita gunakan untuk menumpuk dosa

Sebelum kehancuran itu terjadi, selamatkan hati, selamatkan keluarga dan selamatkan diri dari godaan yang akan menjerumuskanmu. Semua cobaan itu pada hakekatnya ilusi, fana dan perangkap. Jadi hati-hatilah.

Salam Kompasiana!

Toras Lubis, 10/04/2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun