Belum lama ini, Presiden Terpilih kita Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan Jokowi baru menghadiri pertemuan internasional APEC. Dalam pertemuan itu Jokowi menurut saya bukan hanya berpidato saja tanpa teks tapi memaparkan kekayaan Indonesia dalam bentuk presentasi. Baru kali ini ada presiden Indonesia yang melakukan gaya seperti itu. Menurut itu sah-sah saja dan tidak ada kesalahan. Justru malah bagus dan setiap orang punya cara penyampaian masing-masing. Ya inilah presiden kita, leader yang langsung turun tangan.
Namun, pertemuan itu banyak menuai pujian terhadap pak Joko Widodo. Tapi tidak sedikit juga yang mencibir gaya pidato beliau. Contohnya saja Desmon. Saya kurang mengetahui siapa orang ini. Tapi membaca komentarnya di salah satu media yang saya baca membuat geleng-geleng kepala saya. Orang seperti beliau ini disebut “si sirik atau si nyirnyir” oleh para netizen.
Komentarnya beliau bisa dibaca di http://www.merdeka.com/politik/desmon-jokowi-di-apec-kayak-penjual.html
Mungkin sudah banyak yang membaca berita ini. Namun yang menjadi lucu buat saya adalah komentar-komentar yang terlontar kepada Desmon. Banyak yang mencibir beliau karena komentarnya terhadap presiden kita. Hal yang dilakukan beliau memang tidak salah. Sebagai warga negara yang baik tidak salah kalau menyampaikan pandangannya. Begitu juga dengan para netizen yang membaca komentar beliau, berbalik memberikan komentar juga kepada Desmon.
Berikut komentar para netizen terhadapnya yang menurut saya jadi menggelitik.
Harris Bahtiar :
Sibotak desmon lagi cari sensasi , apa salahnya mempromosikan saat berkumpulnya para petinggi dunia, itu namanya ilmu management sekali dayung dua pulau tercapai jelas Jokowi orang bisnis jelas dia lebih tau apa yg harus dia kerjakan kalausidesmon tau nya apa paling" jilatin pantat kuda wowo
Sapto Heru :
Sirik aja loe., gundul
Prima Herianto :
Inilah contoh manusia yang GAGAL PAHAM
Deani Ovie
dasar si B"Otak klo ngmong gak pke "Otak".
Suqisman Isman
Desmon rambut aja belum tumbuh apalagi mau seperti p jokowi tumbuhin dulu rambutmu baru gua percaya omonganmu
Dan masih banyak lagi komentar-komentar terhadap beliau. Disini saya tidak memihak kepada para netizen tapi memang ada baiknya jangan terlalu banyak komentar negatif kepada seseorang kalau kita sendiri belum tentu bisa seperti orang yang kita komentarin. Yang ada bukannya orang lain simpatik kepada kita, tapi malah berbalik arah menyerang kita. So, lebih baik diam daripada mengoceh 1000 bahasa tanpa melakukan apa2.
Salam Kompasiana!
Toras Lubis, 11/11/2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H