Melihat banyak Paslon untuk Pilkada nanti yang mempunyai visi mentereng dan terkesan muluk-muluk,koq masih bisa dipercaya yah. Kata-kata,mensejahterakan,memakmurkan rakyat,meningkatkan transparansi keuangan,dan berorientasi ke pelayanan publik,bla..bla..bla..rasanya janji-janji surgawi semua. Tolong dipelajari berapa porsi APBD untuk membangun sistem,memperbaiki infrastruktur yang berorientasi pembangunan? Jangan-jangan APBD hampir habis setiap tahunnya untuk membayar gaji pegawai,membayar sewa gedung dan perlengkapannya,membayar biaya perjalanan dinas pejabat daerahnya dan lain-lain yang memang diperuntukkan untuk internal pemerintahan daerah. Berapa persen untuk rakyat? Masuk akal kah janji-janji itu? Sebuah daerah yang penerimaan daerahnya saja sangat banyak,masih sukar untuk menyatakan bahwa rakyatnya bisa sejahtera dan makmur,apalagi yang APBD nya minim.Â
Pepatah untuk sesering mungkin bercermin,sepantasnya dialamatkan kepada para Paslon Pilkada ini. Ngaca sering2 Pak? Mimpi ke planet Pluto,padahal ke Bulan saja belum tentu bisa!Â
Saya bukan bermaksud menggurui,namun logika saya yang saya pakai untuk menterjemahkan janji-janji para paslon ini. Apa iya bisa membuat perbaikan yang signifikan? Toh selama ini,janji-janji yang muluk hanya sebatas retorika saja yang akan hilang ditelan gondoruwo.Kenyataan bahwa dari zaman kuda punya gigi dan kemudian menjadi ompong karena tua, banyak daerah yang miskinnya mengalahkan daerah di Afrika Tengah yang penuh konflik.
Mending buat visi dan misi yang realistis lah. Misalnya,akan membenahi aparatur negara dengan baik,jelas dan terarah. Atau memberikan penyuluhan pertanian dan peternakan serutin mungkin kepada petani. Atau memperbaiki jaringan irigasi. Atau membentuk KUD yang bisa menggerakkan perekonomian desa. Visi dan misinya cukup dengan kalimat,"Membenahi sistem untuk menggerakkan perekekonomian daerah!" Kemudian dirinci dengan detail berdasarkan data dan fakta yang ada didaerah tersebut. Cukup!! Jangan kebanyakan menghayal dan bermimpi apalagi pas siang..
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H