Dua minggu terakhir ini masyarakat Indonesia menunggu-nunggu pengumuman Mentri baru dari Presiden RI. Publik sangat mengharapkan agar Reshuffle terhadap Kabinet Indonesia Bersatu II dapat meningkatkan kinerja pemerintah demi menyejahtrekan rakyat. Adanya 'rapor merah' sebagai penilaian kepada beberapa kementrian menjadi indikator dilakukannya reshuffle ini. Media-media mainstream sering kali menurunkan laporan mengenai lambannya kinerja pemerintahan, belum lagi adanya beberapa kementrian yang tersenggol kasus korupsi. Sebagai masyarakat awam, saya mengapresiasi usaha Presiden Yudhoyono untuk menata ulang formasi kabinetnya, terlepas dari banyaknya kepentingan pragmatis partai politik.
Siang ini saya kebetulan membaca headline di KOMPAS.com, salah satunya dengan judul Ditunjuk jadi Mentri BUMN, Dahlan Ishak terisak-isak. Dahlan Ishak saat ini sebagai bos di PT. PLN. Saya sedikit mengenal beliau dari catatan-catatannya di harian Jawa Pos.
Hubungan Dahlan Ishak dengan Jawa Pos boleh dibilang sebagai hubungan ayak anak. Sebelum menjadi bos di PT. PLN, Dahlan adalah Dirut di Jawa Pos Group. Beliau berhasil mendidik Jawa Pos hingga berdiri sebesar sekarang. Beliau adalah seorang wartawan yang mampu mentransformasi diri menjadi pemimpin yang mumpuni. Kesuksesan Jawa Pos yang baru-baru ini berhasil meraih penghargaan bergengsi "World Young Reader Newspaper of The Year 2011" dari Wan-IFRA (Kongres koran sedunia) di Wina Austria juga tak lepas dari peran tangan dingin seorang Dahlan Ishak. Penghargaan tersebut diraih Jawa Pos karena dipercaya mampu menggaet kaum muda untuk membaca koran.
Jawa Pos memang hebat. Saya sempat masuk ke area kantor Jawa Pos di Jalan Ahmad Yani Surabaya yang dikenal sebagai gedung Graha Pena. Di sana juga ada gedung DBL Arena (Development Basketball Language). Kompetisi basket pelajar yang dimotori oleh DBL menjadi wahana untuk memupuk para pebasket tanah air. Semuanya itu tak lepas dari peran tangan dingin Dahlan Ishak.
Kalau sering membaca harian Jawa Pos, Dahlan Ishak acap kali membagikan pengalaman kerjanya dalam tagline CEO Note. Dari tulisan tersebut kita (pembaca) dapat mengetahui ruwetnya masalah kelistrikan tanah air, apalagi jika masuk ke pelosok-pelosok daerah. Kondisi kelistrikan di pelosok tersebutlah yang sering dibagikan oleh Dahlan dalam tulisannya sekaligus menyertakan ide-idenya untuk mengatasi masalah yang ada.
Harapan saya sebagai masyrakat awam, nantinya ketika Dahlan Ishak memimpin kementrian BUMN, kebiasaan menuliskan catatan di media terus dipertahankan. Dari catatan-catatan tersebut, masyarakat dapat mengetahui pencapaian kinerja serta tantangan-tantangan yang masih harus dihadapi ke depan. Catatan-catatan itu juga dapat menjadi laporan kinerja secara informal kepada masyarakat. Banyak hal dalam kementrian BUMN yang membutuhkan penanganan serius. Semoga kepemimpinan Dahlan Ishak di kementrian BUMN mampu mengembangkan BUMN-BUMN yang ada mengikuti kesuksesan Jawa Pos dan PLN.
Sumber:
- KOMPAS.com
- Jawa Pos
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H