Ceria, akrab, senang, dan bangga, itulah aura yang selalu terpancar dar para SMIKers, julukan untuk para relawan pendukung Sri Mulyani Indrawati di SMI Keadilan. Hampir setiap waktu, mereka ini dengan semangat tampil di berbagai ruang publik dengan kaos kebanggaan. Masyarakat bisa melihat para SMIKer ini di acara car free day di Bunderan HI, Jakpus, panggung musik, di mal-mal di Jakarta hingga Singapura, Belanda, Amerika, Italia, di stasiun kereta api, di hotel-hotel berbintang, di jalan-jalan seputar pantai di Lombok, di ruang-ruang seminar, dan masih banyak lagi.
Para simpatisan Sri Mulyani pun menyebar dari warung-warung, penjual asongan, pengamen, tukang becak, satpam, sopir taksi, tukang sampah, penjual jamu, dan level-level yang dianggap terendah sekalipun. Bahkan, dalam upayanya membuka hati masyarakat pun, SMIKers ini juga ada di lokasi semacam tegalan (tanah pertanian) sekalipun.
Kaos itu bergambar siluet Sri Mulyani, dengan tulisan “2014 untuk Sri Mulyani” berlatar belakang merah, melambangkan akan munculnya “musim SeMI” pada 2014 nanti. Musim SeMI? Ah, betul… musim di mana dukungan masyarakat kepada Sri Mulyani semakin gegap gempita. Musim di mana masyarakat akan tercerahkan dan terbukakan matanya bahwa orang yang dituduh korupsi oleh para politisi Senayan ini ternyata adalah orang yang bersih, jujur, tegas, dan sungguh mampu bekerja untuk bangsanya.
Mengapa para SMIKer ini begitu bangga pada sosok Sri Mulyani? Bahkan, di mata seorang pelajar sekalipun di dianggap sosok yang sangat patut diteladani? Ya, memang Sri Mulyani adalah sosok berintegritas yang telah menjadi korban di pentas panggung sandirawa politik kelas wahid di Senayan. Para pendukung ini, sebagaimana banyak tokoh berintegritas lainnya meyakini kebersihan Sri Mulyani, tidak rela orang yang sungguh-sungguh bekerja untuk bangsanya ini justru dituduh sebagai koruptor.
“Kalau ditanya soal Sri Mulyani dan kasus Century, kami biasanya begini jawabnya. Kalau mau dapat jawaban yang benar, tanya saja sama KPK. Tapi kalau anda mau jawaban yang sesat, tanyalah sama DPR. Begitu saja kok repot…,” begitu SMIKers biasa menjawab. Dan biasanya pula, publik juga sudah tahu bagaimana perangai dan sifat para politisi Senayan pada umumnya.
Ya, karena masih begitu banyak anggota masyarakat yang mempercayai integritas, kejujuran, ketegasan, kemampuan, dan track record Sri Mulyani dalam memburu koruptor pajak, dukungan itu seperti tidak pernah padam. Jika kita amati, para profesional yang well informed dan well educated umumnya, termasuk yang paling tidak mau dihegemoni oleh konstruksi media massa yang keliru. Mereka cerdas menilai, mereka kritis menyikapi berita tendensius, dan mereka tidak bisa disusupi berita-berita missleading berbuntut kepentingan politis para pemiliknya.
Kini, SMIKers sudah turun langsung menyapa masyarakat. Mereka ingin membuka mata masyarakat pada kebenaran yang sesungguhnya. Mereka hendak menyentuh hati nurani masyarakat, satu demi satu, dari kalangan paling atas hingga paling bawah. Mereka hanya ingin satu hal yang paling murni terkait dengan Sri Mulyani, “Letakkan kebenaran sejati, bukan kebenaran politis”. Dan, kebenaran sejati itu tidak akan bisa diraih hanya dengan berwacana. Mereka harus turun langsung ke masyarakat melalui SMI Keadilan. “Semua merindukan Ibu Sri kembali,” begitulah isi hati mereka yan paling dalam.[topantj]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H