RESPON MASYARAKAT DALAM MENANGGAPI PENGANGKATAN GIBRAN RAKABUMING SEBAGAI WAKIL PRABOWO DALAM PEMILU 2024 MENGENAI ISU NEPOTISME DI INDONESIA
Oleh : Habib Nur Muhamad Taufik (202110415255)
Dosen Pengampu : Saeful Mujab, S.Sos., M.I.Kom
Abstrak
Pasca orde baru, pemilihan umum (pemilu) langsung dipilih oleh rakyat dalam era reformasi.Meskipun demikian fenomena dinasti politik tidak begitu saja hilang. Seorang penguasadengan tangan kekuasaannya masih dapat berbuat banyak. Meskipun bukan dia yangmemilih secara langsung jabatan-jabatan publik untuk keluarganya tapi dayakekuasaannya dapat mempengaruhi proses politik termasuk pada kontestasi politik lokal.Pada penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif melalui studi literatur dengan tujuanagar peneliti dapat mengeksplorasi potensi dinasti politik Presiden Jokowi. Pejabat politik yang lahir dari dinasti politik dikhawatirkan tidak memberikankinerja yang baik.
Keyword:Â Gibran, nepotisme, Jokowi, pemilu
After the New Order, general elections (elections) were directly chosen by the people in the reform era. However, the phenomenon of political dynasties did not just disappear. A ruler with his power in his hands can still do much. Even though he is not the one who directly chooses public positions for his family, his power can influence the political process, including local political contestation. In this research, qualitative descriptive research is used through literature studies with the aim of allowing researchers to explore the potential of President Jokowi's political dynasty. It is feared that political officials born into political dynasties will not provide good performance.
Keyword: Gibran, nepotisme, Jokowi, pemilu
Pendahuluan
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Indonesia telah melampaui status fenomena belaka dan kini telah menjadi fakta yang sangat terkenal di semua lini. Pasca runtuhnya rezim otoriter Orde Baru, bahwa praktik KKN sudah menjadi kebiasaan yang meresap dalam tradisi dan budaya, merambat dan merajalela dalam struktur masyarakat dan sistem birokrasi Indonesia dari puncak kekuasaan hingga struktur terendahnya. Menurut Sumartana, KKN saat ini dianggap sebagai ekspresi paling keji dan merusak dari penurunan moral dalam kehidupan sosial dan politik di tanah air kita. KKN terbentuk dari hubungan sosial-politik dan ekonomi yang cacat serta tidak manusiawi. Hubungan ini bersifat diskriminatif, menyisihkan, dan merendahkan martabat kemanusiaan. Kekuasaan dianggap sebagai hak istimewa bagi segelintir kelompok dan tertutup, menghadirkan bagian lainnya sebagai objek tanpa akses untuk berpartisipasi. Setiap bentuk kekuasaan yang tertutup—baik politik, sosial, atau ekonomi—akan menciptakan aturan sendiri demi melayani kepentingan penguasa yang eksklusif. Kekuasaan yang tertutup semacam ini menjadi tempat subur bagi perbuatan KKN yang merajalela.
Dalam konteks penulisan ini, penulis mencoba menulis tentang isu nepotisme yang hadir bilamana Gibran Rakabumi (putra presiden ke-7 Indonesia) berhasil memenangkan pemilu tahun 2024 yang akan datang sebagai wakil presiden. Gibran merupakan paslon dengan nomor urut 2 yang hadir sebagai wakil dari Prabowo Subianto, meskipun pada pemilu di lima tahun sebelum nya Prabowo hadir sebagai oposisi dari Jokowi, beliau (Prabowo) tidak merasa malu atau sungkan untuk berkoalisi dengan mantan oposisi nya dipemilu sebelum nya. Gibran yang sebelum nya merupakan walikota Surakarta pada periode 2020-2024 kian percaya diri hingga maju sebagai cawapres untuk pemilu 2024 mendatang.