Pramuka,dengan seragam coklat dan aneka aksesoris seperti tali,topi,badge,dan juga belati adalah sebuah keharusan bagi semua siswa,dulu saat SD saya suka kegiatan Pramuka,namun sejak SMP hingga SMA sejujurnya saya mulai membenci kegiatan ini,sebenarnya kegiatan Pramuka memang bermanfaat,mengenal alam bebas,bekemah dan belajar tentang arti setia kawan.
Namun dalam perjalanannya Pramuka menjadi bagian dari pemaksaan,semua harus berlatih Pramuka,jika tidak maka dapat dipastikan akan ada hukuman,sebenarnya sah sah saja merekrut siswa menjadi Pramuka,namun yang saya rasakan dulu,Pramuka bentuk dari keotoriteran sistem,semua harus masuk Pramuka,padahal potensi setiap siswa pasti berbeda,lagi pula Pramuka bukan salah satu mata pelajaran.
Tetapi akhirnya banyak dari siswa malah setengah hati,banyak yang mangkir latihan Pramuka,termasuk saya,dan jika latihan Pramuka hari Sabtu,maka pilihannya adalah kabur dan tentu konsekwensinya hari Senin mendapat hukuman,namun lebih baik di hukum dari pada ikut Pramuka yang sebenarnya tak begitu saya minati.
Penyeragaman ini membuat saya tak suka,silahkan jadi anggota Pramuka,namun dari cara perekrutannya terlalu di paksakan saat itu,entah kalau sekarang,jika anggota masih direkrut secara paksa seperti zaman saya,berarti Pramuka tak pernah berubah puluhan tahun,saya berharap agar siswa mendapatkan pilihan berdasarkan minat dan bakatnya.
Hari ini Pramuka berulang tahun entah yang keberapa,seragam coklat coklat kadang berseliweran di jalan,semoga mereka memang menyukai Pramuka dengan apa adanya,zaman telah berubah semoga Pramuka memiliki anggota yang benar benar cinta Pramuka,memahami dasa darma Pramuka,tapi plis jangan di paksa lagi siswa memakai seragam Pramuka,salam Pramuka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H