Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sholat Jum'at dengan Khotbah Bahasa Sunda

25 Juli 2014   22:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:14 3040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1406273950884250666

[caption id="attachment_335090" align="aligncenter" width="300" caption="Masjid Nurul Huda,desa Rajawetan-Kuningan(dok pribadi)"][/caption]

Kembali ke kampung halaman adalah keberkahan bagi para perantau,hilang penat di jalanan saat menghadapi kemacetan yang luar biasa,saya beruntung sebagai mudiker tahun ini,dengan mengambil cuti lebih awal,saya masih bisa menikmati sisa bulan ramadhan di kampung,tentu saja ini sebuah berkah yang  tak terkira,ya memang kampung adalah tempat spesial yang tentu saja sayang untuk dilewatkan begitu saja di moment lebaran.

Hari ini disaat masih bulan puasa,hari Jum'at dimana kaum muslimin yang sudah akil baliq diwajibkan untuk melaksanakan ritual mingguan,ya sholat jum'at,saya pun bersiap untuk hal ini,menuju sebuah masjid ditengah tengah kampung,masjid Nurul Huda,tempat sentral penduduk kampung untuk beribadah.

Kalau Jum'atannya sih seperti Jum'atan yang sering kita temui,ada adzan lalu khatib pun naik mimbar,yang menarik bagi saya adalah,saat khatib membawakan ceramahnya dengan bahasa penutur lokal,ya sang khatib bertututur dengan bahasa Sunda,ini yang membuat saya bangga,bagaimanapun wilayah kami memang berada di Kabupaten Kuningan yang nyaris 100% penduduknya menggunakan bahasa Sunda.

Menikmati khotbah dengan bahasa daerah memang jarang saya temui,walau Bekasi adalah wilyah Jawa Barat,namun Bekasi lebih banyak dengan bahasa dengan dialek Betawi,sehingga pada akhirnya mendengarkan khotbah dengan bahasa Sunda ibarat menemukan oase,serasa meminum air segar pegunungan.

Semoga bahasa bahasa daerah akan terus bertahan,inilah sejatinya kekayaan budaya Indonesia,jika warga aseli daerah tetap mau bertutur bahasa lokal yang di kuasai,niscaya bahasa daerah tak cepat tergilas,entah ada berapa bahasa lokal di Indonesia,kekayaan bahasa saja,menurut saya membuat iri bangsa bangsa lain,dan kita beruntung mempunyai ribuan bahasa lokal.

Inilah Indonesia yang sesungguhnya,jangan merasa risih bila berbahasa lokal,walau kita harus tahu cara menempatkannya,bagaimanapun bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia,namun bahasa lokal mampu memperkaya khazanah bahasa Indonesia itu sendiri.

Semoga bahasa bahasa lokal dengan macam dialeknya tetap lestari,bertutur secara lisan dengan bahasa yang pertama kita kenal memang selalu memberi kenikmatan tersendiri,dan itu saya rasakan saat mendengar khotbah yang diucapkan sang khatib,maju terus bahasa daerah,maju terus bahasa Indonesia,karena bahasa adalah menunjukan bangsa,salam damai untuk Indonesia tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun