Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sederhana Itu Karakter Bukan Pencitraan

13 Desember 2014   16:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:23 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

karakter itu tidak bisa dibohongi, bungkus luar bernama pencitraan akan luntur dengan seiringnya waktu, sesuatu yang dipaksa paksakan akan menjadi hal menjemukan di akhir cerita, pada dasarnya manusia memang punya karakter yang khas, walau karakter itu disembunyikan untuk pencitraan lama lama akan ketahuan juga karakter yang sebenarnya.

Begitu pula dengan karakter sederhana yang kini didengung dengungkan, pola hidup biasa biasa saja, tak neko neko, kini para pejabat harus belajar hidup sederhana, makan pun tak perlu yang mewah mewah, tempat pertemuan diatur dengan peraturan yang mengikat, tak boleh di hotel berbintang dan lain sebagainya, kita bisa mengerti mungkin pemerintah sekarang sedang bergiat hidup sederhana agar dana negara tak terjadi pemborosan.

Namun memang karakter sudah terikat kuat di dalam jiwa, maka panggilan sederhana pun diabaikan, bahkan peraturan tentang tidak melakukan pertemuan di tempat mewah pun dilanggar oleh si pembuat peraturan.

Coba kita renungkan kembali, rakyat Indonesia bukanlah tipe orang orang yang hidupnya bersenang senang, bahkan untuk sekedar mencicipi makanan mewah pun hanya bisa dilakukan saat perayaan keagamaan.lebaran misalnya, tak di suruh hidup sederhana pun rakyat sudah terbiasa dengan pola sederhana. Berbanding dengan para pemangku amanah, kita menyaksikan pejabat yang menikahkan putra putrinya, begitu spektakuler padahal bisa jadi tetangga kanan kirinya adalah orang orang yang biasa saja, bahkan untuk melakukan hal itu, jalanan umum pun bisa di tutup untuk keperluan pesta.

Sempga di pemerintahan ini, sederhana bukanlah sebuah pencitraan, sederhana dikembalikan ke kalimat aslinya yaitu tidak bersikap berlebih lebihan, secara finansial mungkin mereka mampu melakukan hal hal mewah namun tidak dilakukan karena karakter sederhana telah melekat kepadanya, tak butuh pencitraan, karena citra sebenarnya hanya untuk aktor dan aktris Indonesia yang bermain apik di film nasional.

Semog pak Jokowi dan juga Pak JK yang sekarang diamanahi  memimpin negeri ini, bisa berkarakter sederhana bukan alasan pencitraan, kerja kerja dan kerja memang seharusnya mereka lakukan. semoga bangsa ini di berkahi oleh sang pemilik bangsa yaitu ALLAH SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun