Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Seberapa Penting Sih Mem-bully Jokowi?

8 April 2015   02:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:24 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Menarik di simak sebuah Headline dari tulisannya Mas Giri Lumakto tentang bully yang'diderita' presiden RI ke 7, tentang beragam bully yang menerpanya, bahkan mulai dari saat beliau menjabat walikota Solo, bertarung di kancah pemilihan gubernur DKI, hingga akhirnya bertempur untuk singgasana presiden, semua langkah langkah Joko Widodo seolah olah nggak jauh jauh dari bully, ya paling enaknya sih, semua salah Jokowi deh. Simak tulisannya di mari.

Dan Mas Giri membagi tiga jenis bully yaitu dengan sebutan Utter Mockery ya bahasa gaulnya mah susah move on, biasanya ini dilakukan oleh para pendukung dari lawan politik Mas Jokowi baik di saat pilgub maupun pilpres, ada juga istilah Subtle Disapoinment jenis ini dialami oleh orang orang yang tadinya berharap banyak namun pada akhirnya ujung dari simpul ini yaitu orang orang yang merasa di PHP, bahwa Jokowi tipe orang yang dianggap Pemberi Harapan Palsu, ya setelah memilih dan berharap namun ternyata harapa malah jauh panggang dari api.

Selanjutnya adalah tipikal Criticism Scruntinizing, pembully akademik, nah yang ini adalah para pembully yang mungkin dianggap kastanya lebih terhormat dibanding dua jenis pembully lainnya, dan pada kenyataannya memang dalam keseharian bahwa kinerja pak Jokowi terus diawasi oleh para pembully, terkadang memang bully itu pada dasarnya adalah untuk mencari kelemahan, dan inilah yang terjadi pada sosok presiden kita, bagaimanapun Jokowi lahir jadi presiden di saat internet begitu lekat dengan kehidupan masyarakat saat ini, mau tak mau pembullyan pun pasti menerpa, di zaman SBY pun bully sudah terjadi, jangan kaget lah.

Tak serta merta bully tiba, pasti ada hal yang akhirnya pihak lain pun nyinyir, entah itu karena kinerja, karena dianggap ragu ragu atau apalah sehingga akhirnya kritik pun dilancarkan, maka jika inilah yang terjadi, kita bahkan nyaris merasa samar mana bully mana kritik, terkadang kita mengkritik eh malah disebut bully, yang bully pun bisa saru menjadi kritik, sberapa penting sih kita membully Jokowi.

Maka setiap kebijakan presiden di era sosmed, tak jauh jauhlah dengan kritik dan bully, karena informasi memang begitu mudah untuk didapatkan terutama bagi warga perkotaan, semoga presiden RI lebih tahan kritik, dan juga tahan bully, karena saya menyadari bahwa untuk membangun Indonesia bukanlah hal yang mudah, namun juga semoga kebijakan presiden pun tak menggilas rakyat kecil sehingga kicauan kicauan ketidakpuasan di sosmed sedikit mereda, jujur aja nggak penting banget membully presiden, asal kebijakan presiden lebih pro rakyat, itu saja sih, semoga Indonesia semakin jaya aja, Merdeka!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun