Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Sebatang Pohon Kopi Depan Rumah

10 Mei 2015   03:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:12 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bubuk hitam ini memang menjadi sebuah minuman melegenda, hampir di penjuru tanah air pasti pernah merasakan namanya sensasi ngopi,mulai dari Sabang Hingga Merauke, kenangan tentang kopi melemparkan saya akan kenangan beberapa tahun silam, gegara kopi akhirnya saya pun membongkar indah betapa berartinya sebuah pohon, sebatang pohon kopi di depan rumah, di sanalah cerita tentang kopi seolah memintal kembali dan kini menjadi sebuah memori yang tak akan bisa terlupakan.

Rajawetan secara administratif masuk sebagai desa yang berada di wilayah Kabupaten Kuningan, secara geografis kampung kecil ini termasuk dataran tinggi, maklum letaknya di kaki gunung Ciremai, soal kesuburan tanahnya jangan di tanya lagi, setiap jengkal halaman di tumbuhi aneka tanaman, mulai dari mangga,petai, jengkol, alpukat, kelapa, durian dan juga kopi, dan jika musim buah, tak perlu susah payah beli,semua tersedia tinggal petik.

Pohon kopi tumbuh di halaman depan, sebenarnya tanaman kopi bukanlah tanaman yang biasa ada di kampung kami, dan pohon kopi di halaman depan adalah satu satunya yang ada dan tumbuh di halaman rumah, dari satu pohon kopi yang kami miliki, di sinilah cerita tentang ngopi dan hal hal yang berkaitan kopi menjadi sebuah cerita yang menarik.

Emak sangat piawai meracik kopi, jika Emak menyeduh kopi rasanya kok beda, entah mengapa, apakah komposisi kopi dan gulanya yang pas, atau cara mengaduknya yang berbeda, namun yang jelas Emak bukanlah barista kopi lho hehehe, saya sangat suka kopi dengan sentuhan seduh buatan Emak, apalagi kopi yang kami minum biasanya dari kopi yang dihasilkan oleh pohon kopi depan rumah.

Saya menikmati proses panjang mulai kopi berbunga, lalu dipetik saat matang pohon dan proses kopi dijemur, di sangrai lalu di giling menjadi bubuk kopi yang siap untuk diseduh, proses untuk membuat kopi dengan aroma khas memang dibutuhkan waktu yang tidak sebentar, berbeda dengan kopi zaman sekarang yang jauh lebih praktis dengan kemasan sachet, kopi yang kami nikmati harus melalui tahap demi tahap hingga kopi itu dinikmati dengan rebusan air panas dari sumber mata air yang berasal dari sumur dengan air jernih.

Memang tak ada ritual khusus misalnya setiap sore harus minum kopi, namun biasanya Bapak paling suka kalau minum kopi di pagi hari, dengan ditemani penganan khas kampung yang dijajakan berkeliling, biasanya ada Ceu Tiah pedagang penganan di waktu pagi, dengan baskom yang di taruh diatas kepala, di situlah aneka penganan ada, penganan bernama Piapia, aci goreng, bobongko atau lontong, goreng tempe serta serabi akan menjadi teman setia saat ngopi, segelas kopi buatan Emak dengan kepulan asap tipis, siapa sih yang nggak ngiler, aroma kopinya terasa kuat, apalagi udara dingin kampung Rajawetan membuat ngopi menjadi lebih nikmat.

Dari sebatang pohon kopi, kegembiraan telah dimulai, inilah sebuah nilai kebersamaan dari makna betapa pentingnya sebuah keluarga, meski bukan jenis kopi mahal dan kami pun tak tahu apakah pohon kopi yang kami miliki jenis Arabica atau Robusta itu tak menjadi soal, yang saya tahu dari pohon kopi itu, dihasilkan kopi dengan aroma yang tak terlupakan hingga kini.

Ngopi adalah bagian penting dalam kehidupan, betapa kita semestinya bersyukur mempunyai tanah yang begitu subur, beragam jenis kopi ada di bumi nusantara, dan nama nama kopi pun masyhur bersama nama daerah yang dimana kopi itu tumbuh dan berasal, ada kopi Aceh, ada kopi Lampung, kopi Bali dan berjenis jenis nama kopi, ini adalah sebuah khazanah tanah air dari sebuah nama yaitu kopi.

Teringat kembali selarik kenangan, kenangan ngopi bersama Bapak, dengan segelas kopi dan juga rokok kretek, biasanya saya paling suka disaat Bapak menyisakan kopi dan saya pun diperbolehkan untuk mencicipi sisa kopi dari gelas Bapak, rasanya gimana gitu, namun sayang kenangan itu hanya tinggal kenangan karena sudah lama sekali itu terjadi, dan kini rasanya tak mungkin bisa dilakukan karena Bapak telah berpulang beberapa tahun lalu.

Cara lain menikmati kopi selain diseduh dengan air panas, yaitu dengan cara dijilati, hehehe namanya juga anak anak sih, dulu sekali saya paling suka mencampur kopi dan gula, di tatakan gelas dicampurlah sesendok kopi dan gula, maka menikmati kopi tanpa air pun bisa dilakukan, itu sih dulu ya para kompasianer.

Kopi memang kerap hadir dalam berbagai warna, entah itu dalam situasi gembira ataupun duka, yang paling saya ingat tentang tradisi ngopi dikampung adalah saat menjelang hajatan, biasanya seminggu menjelang hari H akan ada namanya lek lekan, dimana para warga kampung berkumpul di rumah yang mau hajatan, maka segelas kopi gratis akan didapatkan, biasanya disediakan satu teko penuh kopi panas untuk mengantar lek lekan, dan inilah yang kami tunggu tunggu, kapan lagi menikmati kopi gratisan, lek lekan selalu memberi kegembiraan karena disitulah kami bisa bermain dan juga menikmati kopi secara cuma cuma malah dilengkapi dengan aneka penganan.

Apalagi bila ada pemilihan kuwu atau kepala desa, ini bisa lebih seru lagi, untuk menarik simpati, biasanya calon kepala desa membuka rumahnya untuk dikunjungi, tak pelak lagi hidangan kopi pun akan hilir mudik, maka suasana kampung yang biasanya sunyi senyap setelah datangnya waktu Isya. Namun wajah kampung jadi semarak, para calon kuwu akan bersaing untuk memperebutkan hati dan suara warga, maka tampaklah keriaan ala warga yang akan datang ke tempat calon kepala desa, tak lengkap rasanya bila belum menikmati suguhan secangkir kopi.

Begitu juga di saat ada warga yang berduka ketika ada salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia, seusai acara tahlilan, tanpa diminta pun maka kopi pun akan hadir, karena udara malam kampung memang dingin, maka kopi pun menjadi penghangat tubuh, dan begitulah cara warga kampung menikmati secangkir kopi, keguyuban akan jauh terasa dengan hadirnya si bubuk hitam dalam setiap aktifitas.

Meski kini pohon kopi di depan rumah tak ada lagi, namun kenangan akan nikmatnya aroma kopi seolah masih terasa, ingin rasanya memutar kembali waktu, dimana saat memetik kopi, menjemurnya dan nantinya setelah digiling bisa menikmati kopi, hidup terasanya indah dengan menyeduh kopi ataupun mencicipi kopi sisa Bapak, sesuatu hal yang kini tak bisa dilakukan kembali.

Namun kini ngopi jauh lebih praktis dengan aneka kopi dengan beragam bentuk, mulai dari sachet yang siap seduh hingga kopi siap minum dari mesin yang tinggal memasukan koin saja dan kita tinggal menyeruput kopi digelas plastik.

Beruntung kami mempunyai sebatang pohon kopi yang ditanam oleh Kakek dulu, manfaat kopi terasa benar benar, tak usah membeli kopi, kopi dibuat sendiri, digiling sendiri dan diminum sebagai pengantar pagi, sungguh satu pengalaman ngopi yang luar biasa, semestinya saya berterima kasih kepada Kakek yang menanam pohon kopi saat itu, sehingga manfaatnya terasa oleh cucunya.

Ada jutaan pohon kopi di nusantara, pohon pohon tersebut memberi banyak kebahagiaan bagi jutaan penduduk nusantara, maka berjuta juta cangkir setiap hari akan mengepulkan asap tipisnya dengan aroma khas kopi, sekali lagi kita beruntung berada di nusantara dengan tanahnya yang super subur, sehingga kopi dapat tumbuh dengan baik dan kita pun mendapatkan manfaat, selamat ngopi Indonesia dan nikmatilah kopi tubruk ala Indonesia yang tak akan ada di negara manapun, hidup kopi dan nikmatilah sensasi ngopi sepanjang hari.

Bobongko dan tempe goreng sebagai teman ngopi yang asyik(dokpri)

14312022241888644043
14312022241888644043
Dengan pemandangan Gunung Ciremai, ngopi jadi makin jos(dokpri)


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun