[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Buruh mengawal suara caleg dari buruh(dok fb Adhie Bachtiar)"][/caption] Pada perhelatan pemilu kali ini,bukan hanya para selebrita yang mencicipi rasa jadi caleg,dengan berbekal popularitas,mereka pun terjun ke dunia politik.Tak kalah dari para artis,aktivis buruh pun berlaga untuk pemilihan umum tahun 2014.Kabupaten Bekasi sebagai basis terkuat buruh di wilayah Jabodetabek dan mungkin saja Indonesia,mengirimkan wakil wakil buruhnya untuk menjadi caleg. Dengan sebaran para aktivis buruh diberbagai partai,mereka mencoba menjadi salah satu calon legislatif dari berbagai partai dan juga berbagai wilayah dapil di Bekasi,yang unik adalah mereka tak berada di satu dapil untuk saling berebut suara,inilah cara cerdas ala kaum buruh yang selama ini belum terakomodasi suaranya di parlemen. Tagline buruh terjun ke politik adalah'Dari Pabrik Menuju Publik'.Dengan kekuatan buruh di kawasan Bekasi yang mempunyai tujuh kawasan industri,wakil buruh ini optimis meraup suara dari kantong kantong yang memang buruh berdomisili.Namun kenyataan politik memang susah terprediksi,suara yang masuk pun harus tetap di kawal,di khawatirkan suara suara buruh yang berbunyi di TPS malah raib di tingkat lebih atasnya. Relawan buruh pun dikerahkan,mereka bekerja spartan memantau di desa desa,dan juga kecamatan,mengawal sidang sidang pleno,menurut salah satu relawan yang juga 'pilot mokom' Bang Adhie Bahtiar,di jejaring sosial facebooknya,kalau tidak dikawal bisa bisa suara buruh akan menguap,sebagai contoh ada wakil buruh yang mempunyai suara 67,malah di sebut tujuh saja,untunglah ada relawan buruh yang mengetahui hal itu dan memprotesnya,jika tidak ada yang mengawal maka sudah tentu suara caleg buruh akan turun drastis. [caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Mengawal sidang pleno dapil I,Kec Cibarusah-Bekasi(sumber photo:akun fb Adhie Bahtiar)"][/caption] Pemilu memang telah usai tapi bukan berarti bentuk kecurangan tidak merajalela,banyak kasus manipulasi data pun marak diberitakan,dan saatnyalah kita pun waspada tentang hal ini,buruh pun bergerak cepat mengawal suara suara yang diperoleh.Ini adalah contoh dari militannya buruh,semoga ke depanya juga para pelaksana pemilihan umum lebih mewaspadai tentang silap silepnya suara yang ternyata mudah saja digelembungkan atau malah dikempeskan. Kita tetap merindukan pemilu yang bersih mulai dari TPS hingga ke tempat tertinggi dimana rekapitulasi suara itu dihitung,semoga masih ada orang orang jujur dinegeri ini,sehingga pemilu bersih adalah sebuah keniscayaan,semoga Indonesia memiliki kejujuran itu,hidup buruh,Buruh bersatu Insya ALLAH tak bisa dikalahkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H