Sebatang tembakau dalam balutan kertas,dan orang orang akan mengepulkan asapnya secara sendiri sendiri atau berkelompok,entah dalam hajatan,ronda atau acara kendurian,rokok juga dianggap jembatan sebuah persahabatan,dengan beberapa batang rokok,dan juga tentu koreknya maka obrolan pun akan mengalir walau mungkin baru bertemu pertama kali.
Dan ada istilah'Uang Rokok'untuk sekedar tanda terima kasih karena mendapat bantuan dari seseorang,uang rokok pun banyak varian sebutannya,walau tak sepenuhnya uang itu untuk membeli rokok,namun uang rokok kadang menjadi hal yang melekat untuk sebuah pemberian dalam bentuk apapun,dan sangat mungkin sebuah gratifikasi pun disandingkan dengan uang rokok.
Tampaknya kampanye anti rokok seperti menembus tembok kokoh,walau bungkus rokok kini digambari dengan aneka gambar yang menyeramkan namun ternyata orang orang masih saja tak ketakutan untuk menghisap rokok,maka akhirnya kepulan asap pun selalu menyeruak di rumah rumah,di angkutan umum,di hotel hotel,semua tampaknya menikmati saatnya membakar tembakau.
Dalam waktu yang lama,tampaknya masyarakat harus ikhlas berbagi ruang dengan para penikmat rokok,entahlah apakah tradisi merokok akan dipertahankan,walau banyak aneka iklan anti rokok namun perlawanan produsen rokok juga sama kerasnya,meski ruang iklan rokok terus dibatasi,namun selalu ada celah untuk mengiklankan betapa serunya merokok.
Semoga tradisi uang rokok perlahan namun pasti akan lambat laun menghilang,sudah saatnya tradisi uang rokok dapat diminimalisir,sehingga tradisi pat gulipat pun bisa dienyahkan,harapan untuk bebas rokok,bebas uang rokok setidaknya diperlambat,karena kalau dihentikan pun rasanya cukup berat,salam damai untuk Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H