Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perjuangan Untuk Mudik, Manis Terasa Di Kampung Halaman

28 Juli 2014   11:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:59 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14064957011770814828

Ribuan kilometer,belasan jam duduk diantara himpitan barang,hujan dan angin menerpa,bahkan tantangan maut pun seolah sedang berhadap hadapan,namun keinginan pulang kampung atau kita menyebutnya mudik,tak menggentarkan nyali para perantau ini kembali ke kampung halaman.

Bila para Kompasianer yang memang punya kampung halaman dan tak merantau,mungkin sensasi mudik akan terasa biasa biasa saja,namun jika ditanya kepada Kompasianer yang merantau,tanya apa arti perjuangan mudik,mereka akan memberi jawaban yang begitu berwarna,semeriah keberangkatan mudik itu sendiri.Rela berboncengan dengan roda dua,rela bermacet macet ria sepanjang Pantura,ikhlas walau seringnya mah menggerutu karena kondektur bus menaikan ongkos gila gilaan.

Badan pegal serasa hilang jika melihat tugu penanda batas desa yang kita tuju telah terlihat,semua keletihan sepanjang jalan seolah manis terasa saat melihat halaman rumah,apalagi disana ada Bapak dan Emak telah terlihat menunggu,inilah sensasi yang tak bisa dilukiskan dengan kata kata,ya inilah asa yang selalu di tunggu tiap tahun,kembali ke kampung halaman,mengumpulkan keping kenangan di masa lalu.

[caption id="attachment_335437" align="aligncenter" width="300" caption="Tugu pembatas desa Rajawetan,lelah terbayar lunas jika sudah ada di sini(dok pribadi)"][/caption]

Semoga tahun ini untuk para Kompasianer yang mudik di manapun berada,bisa ke tempat tujuan dengan selamat,menikmati kehangatan suasana kampung yang tak bisa dirasakan di tanah perantauan,di kampung pulalah kita tak mesti jaim atau jaga imej,karena dikampunglah wajah kita yang sebenarnya,setelah sebelas bulan berjibaku dengan kehidupan,sudah saatnya kita menikmati hidup dengan suasana kampung halaman,damai dan juga tentram.

Selamat berlebaran,minal aidzin wal faizin,taqabullah minal waminkum,mohon maaf lahir dan batin,semoga kita menjadi insan yang fitri di tahun ini,selamat berlebaran untuk seluruh kawan Kompasiana,jika selama ini salah salah kata dalam setiap tulisan yang pernah saya posting,mohon di bukakan pintu maaf,semoga lebaran tahun ini memberi kedamaian bagi bangsa ini,damai selalu Indonesia kita,semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun