Jika di film box office berjudul Titanic ada karakter Jack Dawson yang mendapat tiket di detik keberangkatan kapal raksasa tersebut, saya pun mengalami hal yang sama, sempat berharap harap cemas, akhirnya nama saya tertera sebagai salah satu orang yang berhak ikut dalam acara Datsun driveNride sebagai peserta untuk kategori penumpang. Setelah email pemberitahuan masuk di hari Sabtu dini hari, saya pun loncat loncat kegirangan, dan untuk mempersiapkan hal tersebut, saya menginap di kontrakan teman yang lokasinya tak jauh dengan Bentara Budaya sebagai titik kumpul agar tidak ketinggalan mengingat tempat saya di Cikarang.
Minggu pagi pun akhirnya tiba, sebelum jam 7 pagi saya sudah tiba, suasana masih sepi, hanya ada deretan mobil mobil Datsun dengan nomor pesertanya, beberapa kali kamera hape pun menjepret penampilan Datsun yang akan kami jajal seharian itu.
Deretan Datsun Go dan Go+ dihalaman kantor Kompas(dok pribadi)
Detik demi detik pun berlalu, beberapa Kompasianer pun berdatangan, ada beberapa yang baru saya kenal namun uniknya kami saling akrab satu sama lain seolah sudah lama bertemu, kemudian panitia membagikan rundown acara dan menentukan siapa siapa saja anggota tim, saya akhirnya satu tim dengan Mas Ryo,Kang Fajar Muchtar serta seorang pecinta otomotif perempuan yaitu Bu Rokhmah, dan mendapat nomor mobil 2, jenis Datsun Go + atau MPV.
Setelah berdo'a kami pun masuk ke mobil yang telah ditentukan, kemudi di pegang Mas Ryo dan saya berada di sampingnya sebagai navigator ceritanya hehe, menurut Mas Ryo kemudi Datsun agak berat tapi itu bukan hambatan berarti, Ma Ryo melajukan kendaraannya dengan tenang, sedangkan di jok baris kedua ada Kang Fajr dan Bu Rokhmah, sedangkan di baris ketiga ada admin dari Kompasiana.
Hembusan dari air conditioner mobil terasa menyejukan, dan perjalanan di temani oleh penyiar radio, sound system Datsun Go+ yang saya tumpangi cukup terdengar jernih, dashboard Datsun GO+ terlihat elegant dengan tekstur seperti kulit membuat interiornya nampak cantik berkelas, kabin depan terasa masih lega untuk ukuran saya yang mempunyai tinggi 177 Cm, kaki masih bisa diselonjorkan dengan bebas, namun Mas Ryo yang tingginya lebih dari saya nampak harus menyesuaikan jarak antara kursi dan kemudi.
Di tol Jagorawi mobil dilajukan antara rentang 60 hingga 80 kilometer perjam, mobil melaju dengan mantab, sesekali Mas Ryo menancap gas di angka 100 Km/jam, menurut Mas Ryo mobil sedikit bergetar jika dipacu sekitar itu namun kondisi Datsun masih stabil, mesin masih responsif. Sekitar jam 09:08 mobil team 2 berbelok ke arah Sentul menuju check point pertama, sepuluh menit kemudian memasuki Taman Budaya, ternyata mobil nomor 6 yang didalamnya ada Mas Rahab dan Mas Haris Maulana sudah tiba lebih dulu.
Kemudian setelah nomor dua masuk, mobil nomor lima tiba, terdengar kabar juga mobil yang dipegang oleh Mas Harja Saputra sempat nyasar ke arah tol Cikampek. Setelah semua peserta berkumpul, panitia mengadakan games untuk kekompakan eserta, games menyusun puzzle maskot Kompasiana, team 2 saling bahu membahu untuk menyusun puzzle namun ternyata kalah beberapa detik dari tim Mas Harja.
Panitia acara mengumumkan bahwa etape berikutnya adalah menuju Hotel Santika di TMII, kali ini Mas Fajar pegang kemudi dan saya masih menjadi navigator.
Check point kedua adalah Hotel Santika, keluar dari Taman Budaya dan melaju diatas tol yang lenggang saat akhir pekan membuat laju Datsun Go+ warna hitam dengan plat B 1504 TYK semakin mantap, dengan mesin 1,2 l Datsun GO+ bertenaga besar dikelasnya namun ternyata konsumsi bahan bakarnya begitu irit, menurut Kang Fajar saat berbincang di kabin depan, indikator dikisaran 21 hingga 22 kilometer perjam, berarti dalam konsumsi BBM satu liter dapat menempuh jarak 21 atau 22 kilometer, sungguh irit bukan?