Pernah mengalami era dimana menabung itu mengasyikan,hanya bermodal celengan tanah liat yang bisa berupa bentuk ayam jago,kodok,atau pun burung.Adapula bentuk bulat seperti buah jambu,dengan lubang kecil agak panjang ditengahnya,itulah celengan yang menjadi tempat untuk menyimpan sisa uang jajan.
Senang rasanya mendengar suara uang logam recehan yang berbunyi di dalam celengan seraya menebak nebak berapa jumlah uang yang ada di dalam,terkadang juga memasukan uang kertas,namun bila uang kertas kalau diguncang tak terasa nyaring.Dulu Ibu membelikan celengan,juga dengan kakak kakak saya,walau uang jajan terbatas namun berupaya untuk tetap menyisihkan uang jajan.
Manfaat menabung begitu banyak faedahnya,dan berkat tabungan celengan saat di SD,saya pernah membantu dua teman karib yang tak bisa mendapatkan raport kenaikan kelas karena SPP atau iuran sekolah belum dibayarkan,akhirnya saya pun merelakan uang tabungan untuk membayar iuran sekolah,dan mereka pun dapat mengambil raport.
Salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan anak adalah contoh dari orang tua,Bapak sering mengajarkan arti pentingnya uang,dan menghargai uang,saya pun belajar menabung karena Bapak pun rajin menabung,biasanya Bapak mempunyai celengan yang lebih besar,dan setelah tabungan dirasa cukup,maka Bapak pun memecah celengan dan menabungkannya di Bank,mungkin Bapak tak pernah berpikir apakah itu pelajaran finansial untuk usia dini,namun kenangan tentang celengan tanah liat begitu membekas.
Di zaman sekarang ketika manusia sudah dimudahkan dengan teknologi,bukan berarti celengan tanah liat harus dilupakan,namun kini memang sesuai zamannya,anak anak zaman sekarang mungkin sudah memiliki nomor rekening,di beberapa bank bank nasional ada layanan perbankan untuk anak anak usia dini,dengan nomor rekening atas nama si anak dengan wajah buku tabungan yang di desain dengan tokoh tokoh kartun terkenal sehingga anak pun tertarik untuk memilikinya.
Inilah pengenalan atau edukasi finansial sejak dini.langkah ini pun memberikan pembelajaran untuk si kecil betapa pengaturan keuangan bisa diterapkan sejak dini,apalagi bila masa lebaran tiba,dimana uang sepertinya mudah didapatkan karena ada ritual’salam tempel’yang selalu dinantikan oleh anak anak,apalagi jika mereka berhasil berpuasa sebulan penuh maka bonus pun menanti.’Berlimpah’nya uang di saat moment lebaran bisa memberi pelajaran bagi anak anak untuk tidak membelanjakan uangnya secara berlebih,gunakan secukupnya dan belilah seperlunya,jika orang tua memberi teladan yang baik maka si anak pun akan mengikutinya.
Begitu pula dengan etnis Tiongkok yang mengenal istilah angpau di saat perayaan Imlek,maka edukasi finansial bisa di ajarkan untuk usia dini,pengelolaan keuangan dalam bentuk tabungan memang harus terus ditumbuhkan.
Dan edukasi lain setelah menabung adalah,pentingnya keluarga di proteksi dengan jaminan asuransi,dan PT SUN Life Financial Indonesia pun memiliki program Bancassurance,yaitu program kerja sama antara Bank dan pihak asuransi,dan program ini mencakup asuransi pendidikan untuk buah hati kita dari jenjang SD,SMP,SMP hingga universitas,sebuah terobosan yang cerdas yang dilakukan oleh SUN Life Finansial Indonesia,hal ini pun termasuk mengedukasi finansial sejak dini.
Siapa pun orang tuanya,pasti akan memberikan yang terbaik bagi anak anaknya,di masa tua dari kedua orang tua kita,pasti mereka berharap memiliki putera puteri yang mempunyai kehidupan lebih baik,dan kepada orang tualah kita patut bersyukur bahwa kita pernah diajarkan pentingnya memiliki rasa ingin menabung,memiliki rasa empati terhadap sesama,dan orang tua adalah anugerah hebat yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H