Hati orang siapa tahu, orang lain hanya tahu dari kata "katanya" dan terus begitu, terkadang presepsi orang seolah menghakimi tampilan dari orang yang dibencinya dengan kesan negatif, ya itulah manusia, karena kekurangan memang fitrahnya manusia, dahsyatnya perang kata kata telah kita lewati di pilpres kemarin, dan akhirnya Pak Jokowi memang takdirnya jadi presiden RI, dan itu memang sudah ketentuan, takdir dan jalan hidup Pak Jokowi.
Namun kini setelah 100 hari memimpin Indonesia, ujian pertama datang, kedua ketiga dan mungkin ada ujian ujian lain di dalam pemerintah Jokowi, dan agenda di depan mata yang belum terselesaikan adalah polemik KPK dan Polisi, tadi baru saja lihat tivi dan diberitakan bahwa berdasar hasil survey LSI, ketidak kepuasan rakyat Indonesia terhadap pemerintahan Jokowi JK dia angka 52%, ini cukup mencengangkan karena dalam cuma 100 hari ketidak puasan mencapai separuh lebih.
Dihari yang sama terbetik kabar ada pertemuan antara Prabowo dan Jokowi, sebuah pertemuan yang menimbulkan banyak pertanyaan, ada apa ini? Padahal kalau dari kaca mata positif, pertemuan ini adalah hal yang biasa, walau di pilpres berseteru namun haruskah terus berlanjut hingga kini, tentunya kita tak ingin terjadi bukan, ya kita patut mengapresiasi pertemuan ini, bagaimanapun mereka adalah putera terbaik bangsa, semoga dalam pertemuan itu ada langkah langkah yang membuat bangsa ini lebih damai, lebih indah bersama.
Sebagai awam dan pernah menjadi pendukung Prabowo dalm pemilu lalu, saya berharap agar mereka mampu memberikan angin perubahan untuk menjadikan Indonesia lebih hebat, Indonesia yang mengibarkan merah putih dengan perasaan bangga, semoga sekat koalisi antar partai tak perlu ditajamkan, semua ingin Indonesia lebih bermakna, saya bangga pada Pak Prabowo yang tetap tegar walau mengalami kekalahan dan dengan rasa hormat yang tinggi ia hadir dalam pelantikan Jokowi tempo hari.
Dan saya pun bangga denga presiden RI yang ke 7 ini, walau menang ia tak lantas menyoraki Prabowo dengan titel pecundang,malah sebaliknya dengan rasa hormat menyebut nama Prabowo saat ia berada di podium sesaat setelah ia dilantik jadi presiden, dan kini ia menerima Prabowo dengan tangan terbuka, semoga ini harapan baru untuk Indonesia. Kita tentu tak ingin negara ini salah urus dan gontok gontokan terus, marilah sebagai rakyat kita kawal kebijakan pemerintah bila itu memang mencederai kepercayaan rakyat, namun kita akan dukung sepenuhnya bila kebijakan itu pro rakyat.
Semoga pertemuan ini menjadi titik balik untuk persatuan Indonesia, siap siap untuk para pembenci kedua tokoh ini gigit jari, karena saling benci itu tak berguna, buat apa kalau saling benci padahal kita satu saudara yaitu Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H