Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ayam, Hewan Piaraan Istimewa di Nusantara

12 Juni 2014   14:50 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:06 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ayam,rata rata penduduk di Indonesia mempunyai hewan piaraan ini,untuk bahasa Sundanya sebutannya adalah hayam,untuk bahasa Jawa disebut pitik,entah kalau bahasa bahasa lain di nusantara,biasanya kalau di perkampungan penduduk,ayam selalu bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakatnya,tengoklah jika kita berada di kampung saat pulang kampung misalnya,maka banyak di temui di setiap rumah ada kandang ayamnya.

Bunyi kokok ayam jantan dan kotekan suara ayam seolah melekat dalam ingatan,selain diambil telurnya untuk konsumsi harian,daging ayam pun bisa menjadi teman makan nasi yang lezat,bahkan dalam upacara baik itu khitanan ataupun pernikahan,sajian kuliner berbahan daging ayam banyak di temukan.Di daerah saya dibesarkan,setiap bocah yang baru saja dikhitan,maka sajian istimewanya adalah makan bakakak ayam,potongan paha ayam yang dibakar atau dipanggang menjadi pilihan favorit.

Begitu juga jika ada acara pernikahan,ada ritual 'Huap Lingkung'dimana mempelai lelaki dan perempuan saling menyuapkan nasi kuning beserta potongan daging ayam,sebuah pertanda mereka akan hidup bersama seia sekata,senang susah dilalui bersama.

Tak terhitung bentuk olahan dari daging ayam yang ada di Nusantara tercinta ini,dan ayam memang benar benar mendapatkan tempat istimewa di hati para penduduk negeri ini,dengan memelihara ayam pun nilai ekonominya juga lumayan tinggi,jika sedang tak punya uang untuk biaya sekolah,orang tua yang memiliki hewan piaraan ayam maka jalan keluarnya adalah menjual ayam ayam itu buat bayar SPP misalnya atau buku buku yang diperlukan.

Teringat dulu,saat saya masih berada di kampung bernama Rajawetan,selepas shubuh tugas saya adalah memberi makan ayam,pakan ayam adalah dedak yang di campur dengan air,kalau ada sisa nasi biasanya turut disertakan,diwadahi panci bekas,ritual pagi adalah memberi makan ayam,senang rasanya bila melihat ayam berjubel berebut makanan,dan mungkin saja para Kompasianer pun bila pernah dibesarkan dalam suasana kampung,nuansa itu bisa saja pernah dirasakan.

Di Nusantara banyak sekali ragam dan jenis ayam,tapi yang paling banyak mungkin adalah ayam jenis buras atau ayam bukan ras,ayam kampung biasa yang tersebar merata di kampung kampung senusantara,ada jenis ayam pelung yang mempunyai kokok yang panjang dan indah,ada juga ayam kate yang mempunyai badan lebih kecil dari ayam umumnya,bahkan di Sulawesi ada ayam ketawa,suara kokok ayamnya seperti orang tertawa.

Rahasia mengapa keluarga di Indonesia tetap bertahan saat krisis moneter di tahun 1998 lalu,salah satunya adalah banyak dari keluarga Indonesia memiliki ternak piaraan mulai dari kambing,sapi,ikan dan juga ayam,inilah mengapa saat krismon atau krisis moneter beberapa tahun lalu kita kuat menghadapinya karena kita punya'tabungan'dari cara berternak dan salah satunya adalah berternak ayam.

Semoga pemerintahan yang baru nanti,presidennya memperhatikan sisi sosial budaya keluarga Indonesia yang rata rata mempunyai hewan piaraan yang mampu menopang kehidupan,dan inilah yang sebenarnya membuat bangsa ini tahan dengan ancaman krisis ekonomi,dan bagi saya ayam adalah hewan piaraan yang istimewa,salam pagi semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun