Â
Aku sih yes  jika harus bukber dengan  teman lama, kesempatan tak datang begitu saja, mengingat kesibukan masing masing. Momen berkumpul dengan kawan lama terasa spesial, sudah lama tak bersua, tiba tiba ada dihadapan, tentu girangnya tak kepala.
Sebagai "juri kunci" bagi teman teman lama, terutama untuk kawan yang pernah bersekolah sama sama di SD dan SMP, bukber yang melibatkan kawan lama, sejauh ini fine aja sih. Kadang heran juga ada orang yang
Bahwa buka bersama katanya kerap mempertontonkan kesenjangan sosial, mereka yang mempunyai kedudukan tinggi, sibuk memperlihatkan kemapanan dan pencapaian, sehingga membuat minder mereka yang nasibnya kurang beruntung, benarkah bukber hanya menjadi ajang pamer.
Jujurly selama ikut bukber, rasanya belum pernah melihat teman teman show off kekayaan yang di miliki, pongah dengan jabatan yang disandang, atau yang berpunya menindas temannya yang miskin. Menurut penulis bukber itu lebih banyak keseruannya dibanding cerita dukanya.
Meyakini bukber bersama adalah keniscayaan, bertemu mereka memantik kebahagiaan, hidup makin menyala abangku! Inilah beberapa pengalaman bukber penulis yang dirasakan langsung, syarat dan ketentuan berlaku ya hehe, karena setiap bukber  masing masing individu pasti berbeda beda.
Cerita Kekonyolan Saat Menjadi Siswa
Ketika bukber nggak bisa kalau nggak cerita masa masa seru ketika bersekolah, ngobrolin tingkah laku di masa lalu, cerita tentang siswa yang kerap ketiduran di kelas, atau cerita naksir saat cinta monyet sedang bersemi.
Kenakalan bolos sekolah, nggak ikut kegiatan Pramuka, atau kisah guru galak yang ngelempar penghapus ke murid menjadi kisah unik yang kerap berseliweran. Oh iya jika generasi milenial belum tahu, guru guru di era tahun 80 hingga 90an.
Kena tabok, dan sejumlah hukuman fisik, yang sekarang mah bisa dilaporkan, saat itu hukuman guru sudah biasa, mau lapor sama orang tua, malah bisa mendapat hukuman tambahan, kalau kena hukuman guru, skip aja jangan banyak omong.
Nostalgia saat sekolah seakan menjadi tema utama ketika bukber.Selain itu adalah kabar guru guru saat kekinian, rata rata para pengajar penulis, telah memasuki masa pensiun, bahkan beberapa dari mereka telah berpulang, Al fatihah untuk beliau beliau yang telah wafat.
Mengulik masa lalu, ibarat berputar menggunakan mesin waktu, seperti yang telah dituliskan dalam awal artikel, bahwa penulis merupakan pendukung tradisi bukber bersama teman teman lama, karena bisa bernostalgia.Manusia merupakan makhluk sosial, butuh interaksi.
Meski tidak mungkin jadi siswa, namun kenangan ketika bersekolah menjadi keping kenangan yang terasa syahdu jika di ceritakan kembali, nggak ada ruginya kok bukber sama teman lama, malah asyik banget bisa merajut silahturahmi di usia yang tak muda lagi.
Biaya Bukber di Tanggung Bersama
Buka bersama erat kaitannya dengan tempat, makanan, jumlah yang datang serta durasi bukber. Namun yang paling penting tentu saja yaitu membayar makanan yang tersaji, ada kalanya ketika bukber, seseorang yang baik hati dan tidak sombong, dengan penuh keikhlasan membayar semua bill tagihan.
Namun lebih sering sih bersepakat untuk patungan alias bayar bersama apa yang telah dimakan, tanpa perlu klaim paling sedikit makannya agar bayarnya tidak terlalu banyak.Karena patungan ya harus buka dompet masing masing.
Dalam kasus ada aja teman yang mau merogoh koceknya lebih besar dibanding teman lainnya, sebagai admin bukber, tentu penulis bersyukur ada yang mau membayar lebih, untunglah belum menemukan kasus, ketika harus buka kocek, tetiba izin ke belakang.
Keseruan bukber dengan cara patungan, justru semakin memperkokoh pertemanan, semua punya rasa kepedulian untuk bayar sama sama, lagi pula jadinya nggak ada pihak yang merasa nombok ketika bukber, semua gembira.
Nggak Ribet Adu Outfit
Lazimnya janji ketemu tentu ingin terlihat rapi dan juga wangi, paling minimal mandi dulu deh, berhubung bukber itu selalu melekat dengan suasana Ramadan, outfit pun berkaitan dengan busana muslim, biasanya teman teman perempuan mengenakan hijab.
Kalau untuk teman teman cowok mah malah lebih simpel lagi, cukup pakai kaos, mengenakan jaket atau pun kemeja semi formal, outfit yang dikenakan cenderung santai dan kalem.
Bebas bebas saja nggak harus pakai dress code, menurut penulis sih jika ada bukber yang menyaratkan dress code tertentu, malah bikin males, harus nyiapin pakaiannya, mending jika sudah punya pakaiannya, jika tidak kan jadi ambyar.
Alih alih senang senang bertemu, malah jadi kocak karena salah kostum karena tidak sesuai dress code.Sebisa mungkin meminimalkan adu outfit, cukup mengenakan pakaian yang biasa digunakan, bukber akan tetap terasa seru, acara inti bukber yaitu makan makan, mengapa harus di pusingkan dengan outfit yang dikenakan.
Menjaga Waktu Sholat
Namanya juga buka, ya tentu waktunya adalah ketika adzan Magrib berkumandang, penanda waktu berbuka puasa, rame rame menyantap makanan dan membatalkan puasa. Karena durasi Magrib relatif paling pendek dibanding waktu sholat lainnya.
Sekali lagi penulis merasa beruntung, punya circle pertemanan yang nggak lupa waktu sholat, acara bukber tetap seru dan ibadah pun tak ketinggalan, caranya adalah ketika menunaikan ibadah sholat Maghrib secara bergantian.
Tempat buka bareng biasanya menyediakan ruang sholat, meski tempatnya nyempil dan jauh dari keramaian, tak apalah yang penting sholat tak ditinggalkan. Karena akan merugi bagi mereka yang mengadakan bukber namun lalai ketika waktu sholat tiba.
Beruntung dalam hal ini mempunyai teman teman yang saling mengingatkan, akhirnya bukber tetap seru berlangsung, namun kebutuhan untuk beribadah terpenuhi, biasanya saling bergiliran mengingat tempat bukber menyediakan musholla dengan tempat terbatas.
Setelah semua kelar tunaikan kewajiban sholat, acara dilanjut dengan ngobrol kesana kesini seraya melepas kangen, karena yang hadir juga bukan berasal dari kota yang sama, sulitnya bertemu akhirnya bisa dituntaskan di acara bukber bersama teman lama.
Bagaimana pun keadaannya sholat harus terjaga, ini pentingnya terus di ingatkan untuk teman temsn yang yes banget jika ada acara bukberan, alih alih keasyikan ngobrol, tahu tahu waktu Magrib sudah berakhir dan diganti Isya, bukber tapi nggak sholat, rugi dong!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H