Radit merasa sebel banget deh harus bertemu dengan saudara sepupu, namanya Hartono yang tinggal di Desa Mekarjaya. Kenapa sih Mama meminta Radit menemaninya,duh bisa malu nih diledekin abis abisan sama Hartono.
 Halaman rumah terlihat terparkir mobil dan juga motor,acara arisan keluarga yang ngumpulnya dua bulan sekali,kata ayah biar tambah akrab bersama saudara, ada yang datang dari Rajawetan, Mekarjaya,Cirebon, Rajagaluh dan juga kota Kuningan.
Sebenarnya Radit sangat suka bila diajak acara ngumpul keluarga,selain bertemu dengan sepupu yang sebaya, ia pun senang bisa icip icip makanan, dua bulan yang lalu malah rumah Radit menjadi tempat acara ngumpul.Sekarang giliran rumah Hartono buat ngumpul keluarga.
Hartono melambaikan tangan ke arah Radit,senyumnya terlihat lebar dan bagi Radit terasa bagai ejekan gitu deh.
"Ayo Radit sini lah kita ngobrol bareng," ajak Hartono.
"Iya Dit cerita cerita dong kalau gawang kamu kebobolan,"sahut Santi menimpali.
Radit tersenyum kecut, pasti Hartono sudah cerita kepada Santi, bahwa dia lah yang membobol gawang Radit lima gol tanpa balas.
 Tadinya Radit ingin berbalik arah meninggalkan mereka, rasanya malu menjadi bahan ejekan para sepupu.Apalagi Hartono, mentang mentang striker yang jago bikin gol, duh besar kepala dia saat ini,serasa jadi Christiano Ronaldo saja.
"Kalau pun nanti di final ketemu lagi, tunggu saja gol gol dariku,"sesumbar Hartono dengan nada bangga.
Akhirnya Radit harus rela jadi candaan para sepupu, apalagi Hartono dengan gaya tengil mempraktekan gayanya saat menciptakan gol, duh rasanya pengen pulang cepat rasanya. Radit hanya mesem mesem ketika beberapa sepupunya makin menggoda, menderita kalah bagi Radit sudah biasa jika dalam pertandingan, namun kalah dengan Hartono, serasa gimana gitu. Arisan keluarga bagi Radit kali ini,serasa arisannya lama sekali udahannya.