Indonesia memiliki segalanya untuk disebut sebagai negara tujuan wisata dunia, mulai gunung yang menjulang menawan, lautan dan juga pantai terhampar.Belum lagi eksotisme sungai, hingga adat budaya, semuanya paket komplit.Keindahan itu akan terasa sia sia, abai dengan apa yang diberikan Sang Pencipta.
Menjadi ironis jika luas lautan hanya menjadi tempat membuang sampah plastik. Gunung dan hutan makin gundul, sungai tercemar limbah, alih alih menjadi tempat wisata andalan, malah menjadi tempat sampah raksasa. Â Kemana pesona keindahan wisata tanah air, yuk saatnya lebih melek dengan destinasi wisata berbasis suistanable tourism.
Yang menggembirakan adalah data dari Badan Pusat Statistik yang menyebutkan, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia di tahun 2022. Mengalami kenaikan signfikan sebesar 251,28 persen, jumlah wisman menuju tanah air mencapai 5,47 juta, di banding tahun 2021, kenaikan kunjungan wisman memberi dampak positif di dunia pariwisata.
Beruntung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki empat pilar fokus, yakni pengelolaan berkelanjutan, ekonomi berkelanjutan jangka panjang,keberlanjutan  budaya, serta aspek lingkungan. Bukan saja menarik minat orang luar betah berada di Indonesia, namun juga pariwisata berkelanjutan kian mumpuni.
Wisatawan yang ciamik adalah yang peduli lingkungan, bersohib dengan alam, mengunjungi tempat wisata namun masih memperhatikan tentang upaya penurun emisi karbon, melancong bukan melulu bersenang senang semata,namun juga memperhatikan aspek lingkungan dan budaya.
Traveling Tanpa Menyisakan Jejak Negatif
Pernah mengalami aksi corat coret saat merayakan kelulusan? Pasti pernah mengalami hal tersebut. Namun parahnya aksi corat coret itu dilakukan oleh oknum wisatawan saat berada di tempat wisata, Â alih alih ingin terlihat keren dengan menuliskan grafiti di tempat wisata, namun justru itulah menampakan belum dewasa cara berpikir wisatawan.
Indonesia saat ini memiliki enam Geological  Park yang diakui UNESCO, Geopark dengan pengakuan internasional menjadi bukti bahwa keragaman geologi di tanah air bukanlah kaleng kaleng. Belum lagi ada tujuh Geopark nasional, serta 80 kawasan yang menjadi calon Geopark Nasional hingga tahun 2025.
Alih alih menjaga lingkungan, ada beberapa Geopark di Indonesia malah menjadi korban vandalisme, entah mengapa jari mereka kelewat enerjik untuk mencorat coret batu alam di Geopark. Sangat disayangkan memang, inilah pentingnya tetap memberikan edukasi secara berkesinambungan, apa yang boleh dan tidak boleh saat berada di kawasan Geopark.