Sebelum kumandang adzan Magrib mengalun dibatas senja
Tak jua peluit wasit menghentikan pertandingan
Hanya dua batu sebagai penanda bahwa permaianan terus berlanjut
Gelegar guntur serta kilatan petir ibarat lampu blitz raksasa
Hujan turun menambah gairah berlari disetiap sudut lapanganÂ
bola dan kegembiraan berpuluh tahun yang lalu
Seakan berkelebat dalam memori yang tiba tiba saja melayang
Ketika seniman bola bertarung di tanah jazirah
Bal balan ala anak kampung bertelanjang kaki
Menikmati pantulan bola plastik yang terbang liar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!