Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sayangku si Pemahat Aksara

16 Juli 2022   02:01 Diperbarui: 16 Juli 2022   02:08 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mursinah memandang haru lelaki yang tertidur dengan posisi tertelungkup dan di sampingnya layar laptop yang masih menyala, seperti biasa kamar kerja terlihat berantakan dengan hamparan buku sana sini. 

Perlahan Mursinah memberikan selimut seraya membetulkan posisi bantal guling agar bisa di dekap pria yang nampak kelelahan itu. Ada setangkup perasaan bangga melihat betapa pria yang di cintainya itu telah benar benar menunaikan ucapannya dua dasawarsa lalu.

 "Aku akan membahagiakan kamu Mung! Dan itu sebuah janji yang akan aku penuhi hingga kapan pun."

Begitulah ucapan yang selalu di ingat Mursinah dan akhirnya ia pun mau di nikahi oleh pria asal Kuningan itu, meski memang janji membahagiakan telah terlunasi dan ia rasakan betul betapa pria gagah itu adalah tambatan hati yang telah memikatnya, bukan melulu dengan cara ngegombal namun benar benar di buktikan dengan kerja keras. 

Ingat betul Mursinah akan perjuangan lelakinya untuk meyakinkan Baba bahwa ia tak akan menyiakan puteri kesayangan.

 Pendekatan ke Emak juga ditempuh Rudi sehingga Emak pun luluh, meski saat itu pria tangguh yang ia kenal belum memiliki pekerjaan tetap. 

Bekerja serabutan, jadi kenek angkot K18 jurusan Cikarang- Sukatani, kuli bangunan hingga pengecer air galon pernah dijalani meski memang hati Rudi tertambat di dunia literasi.

 Dengan bermodal mesin tik, dengan segala susah payah yang Mursinah tahu, Rudi perlahan lahan menjadi seorang penulis, memilih ajeg pada pilihannya untuk menjadi pemahat aksara  dan meyakinkan hati Baba sekaligus mendapat  restu meminangnya dan pernikahan sakral dengan balutan kesederhanaan dapat terwujud. 

Untuk urusan meyakinkan orang, Rudi memang jagonya entahlah karena mungkin ia berjiwa seni dan selalu saja ada alasan mengapa orang percaya dengan tutur katanya.

"Lho Diajeng kok sudah di sini sih?"

Reflek Mursinah menoleh ke arah suaminya yang telah bangun, selalu suka dengan panggilan diajeng yang di lontarkan suami tercinta, apalagi di tambah dengan sebutan "Mung" yang merupakan panggilan kesayangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun