Candi Borobudur merupakan magnet wisata di Provinsi Jawa Tengah, dengan jarak urang lebih 40 Km sebelahbarat laut Yogyakarta, malah kerap disebut candi yang dibangun pada masa wangsa Syailendra ini berada di wilayah Yogyakarta. Impian liburan kaum pelajar biasanya adalah mengunjungi Candi Borobudur.
Saat ini keberadaan Candi Borobudur viral setelah pemerintah akan menaikan tarif  untuk naik ke atas Candi Borobudur menjadi Rp 750.000. Adapun untuk tiket  masuk kawasan  Candi Borobudur masih tetap yakni Rp 50,000 untuk wisatawan nusantara, sedangkan  wistawan mancanegara dipatok 25 dolar.
Wacana harga tiket naik ke Borobudur seakan membelah para netizen, mereka yang setuju harga tiket naik adalah karena untuk membatasi jumlah pengunjung agar Borobudur dapat dipertahankan sebagai warisan budaya bangsa yang selayaknya dipertahankan, dengan jumlah pengunjung dibatasi menjadikan Borobudur tetap terjaga.
Adapula yang tidak setuju dengan akan berlakunya tarif baru yang boleh dibilang mahal, bahkan Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menolak rencana pemerintah menaikan harga tiket untuk menuju stupa Candi Borobudur dengan harga yang susah dijangkau kalangan masyarakat pada umumnya.
Bagaimana pendapat kaum mendang mending? Penulis sebagai bagian dari kaum mendang mending alias memikirkan dahulu bila akan membeli sesuatu karena alasan kocek. Alangkah baiknya pemerintah berpikir jernih dan juga memperhatikan bila menginginkan harga yang akan dipatok.
Bagi sebagian wisatawan nusantara, harga tersebut memang terasa mahal, dunia pariwisata tanah air baru saja bangkit setelah dihajar pandemi Covid-19. Semoga juga kaum mendang mending bisa menikmati spot spot menawan lainnya, karena selain Candi Borobudur, ada banyak bangunan candi yang bisa kita kunjungi, maju terus dunia pariwisata tanah air!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H