Selepas waktu shubuh biasanya Emak akan berada di depan televisi untuk menyimak tausiah dari sebuah tv lokal yang siarannya bisa dilihat di kampung tercinta Rajawetan. Bila pulang kampung dan melewati desa Sendang, Kabupaten Cirebon maka akan terlihat bangunan dengan tulisan Pesantren Al Bahjah.
Yahya Zainul Ma'arif nama lengkap penceramah kelahiran Blitar, 10 Agustus 1973. Namun basis dakwah Buya Yahya adalah daerah Cirebon, banyak orang yang tertarik dengan visi dakwah Buya Yahya. Jika memberikan tausiah terlihat kedalaman ilmu beliau taktala menjawab pertanyaan pertanyaan ummat.
Satu yang menjadi daya tarik dari Buya Yahya adalah penyampaian dakwahnya adalah dengan bahasa yang runut dan mudah dimengerti oleh beragam kalangan, siapa nyana bahwa kehadiran Buya Yahya berawal dari taklim taklim di mushola mushola kecil dengan jamaahnya pun tak begitu banyak. Namun lambat laun kehadiran beliau diterima di seputaran Cirebon, Majalengka, Kuningan dan Indramayu.
Penyampaian dakwah Buya Yahya semakin luas, seiring perkembangan zaman dan bentuk dakwah pun merambah ke era digital, sehingga daya jangkaunya pun lintas wilayah. Ceramah Buya Yahya dapat dinikmati di channel Youtube. Media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter tak luput dari perluasan dakwah Buya Yahya.
Memasuki bulan Ramadhan tahun ini, ulama yang menyelesaikan pendidikannya di Universitas Al Ahgaf Yaman, bisa kita ikuti kajiannya setiap hari di Metro TV dalam acara #TanyaBuyaMetroTV pada pukul 16.05 WIB.
Buya Yahya Menjawab Tentang Ibu Hamil Meninggal Menjadi KuntilanakÂ
Dalam cerita urban legend, ada beberapa kisah horor yang sangat melekat dalam ingatan masyarakat, salah satunya hadirnya kuntilanak. Hal ini tak luput dari pertanyaan jamaah yang menyebutkan bahwa ada kabar yang beredar, ibu hamil dan meninggal bersama bayinya, warga kampung menjadi resah karena terdengar tangisan di jalan menuju pemakaman.
"Perempuan yang meninggal ketika melahirkan adalah mati dalam keadaan mulia atau syahid, orang beriman tak semestinya percaya begitu saja berita bohong seperti itu," ungkap Buya Yahya memberi penjelasan.
Tidak ada sebenarnya orang yang mati lalu ia bergentayangan, orang baik mendapatkan kenikmatan, orang jahat mendapatkan siksa. Ada juga jelmaan setan yang akan menjerumuskan manusia, acap kali memang ada sekelebatan itu adalah setan dan bukan orang yang telah meninggal. Jika pun ada orang yang menyebarkan kabar tersebut, termasuk yang menyakiti keluarga yang ditinggalkan.
 Buya Yahya menjelaskan  bahwa arwah  gentayangan merupakan cerita yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Uraian Buya yang logis dan ini menjadi sebuah jawaban dalam perspektif keimanan sehingga masyarakat dapat memahami orang beriman tak lantas percaya begitu saja kisah mistik.