Tiada hal yang membuat gempar di Indonesia dan dunia pada umumnya adalah tentang pandemi Covid-19. Seakan semua berkejaran dengan waktu agar pandemi ini segera berakhir, dunia usaha goyah, ekonomi melemah. Paling apes adalah banyak pekerja di rumahkan dan juga terkena imbas dan mengalami pemutusan hubungan kerja.
Namun upaya tetap diberlakukan agar pekerja pun tak was was karena pandemi, penyebaran Covid-19 di tempat kerja bukan hal yang mustahil dan isapan jempol belaka. Saatnya pekerja pun lebih tahu cara mengantisipasinya. Ada pengetahuan baru ketika mengikuti webinar Pelatihan Promosi K3 dan Penanggulangan Covid-19 di Tempat Kerja.
Materi Tracing,Testing & Treatment dengan menampilkan pemateri yakni dokter Rafael Nanda Raudranisala, MKK dan sebagai pendamping adalah Kang Asep dari AJI Jakarta. Tracing atau pelacakan kontak erat dan mengapa itu terjadi, hal apa saja yang menyebabkan kontak erat tersebut.
Dalam paparannya, pria lulusan S1 Kedokteran Choqing Medical University ini mulai merunut tentang tracing, tatap muka atau berdekatan dengn kasus dalam radius 1.8 meter atau juga 15 menit dalam 24 jam. Selain itu adanya kontak erat karena terjadinya sentuhan fisik langsung dengan kasus.
Dengan Alat Pelindung Diri yang tidak sesuai bagi mereka yang merawat pasien positif, besar kemungkinan terjadinya kontak erat. Mengapa kita mesti bermasker? Alasan utama adalah menghindari terkena langsung percikan dari kasus, hal inilah yang menjadi penyebab disebut sebagai kontak erat.
Meski akrab di tempat kerja, sesama pekerja di masa pandemi ini lebih baik untuk tetap waspada, langkah minimal yang bisa dilakukan adalah lebih baik jangan berbagi perangkat makan dan minum, peralatan seperti gelas, piring, mangkok, sendok atau juga garpu bisa menjadi perantara adanya kontak erat.
Ngumpul ngumpul atau situasi yang menurut penyelidikan berpotensi terjadi penularan. Membangun kesadaran bagi para pekerja selayaknya terus diedukasi karena menjadi penting untuk tetap menjaga protokol kesehatan di lingkungan kerja. Bahwa kriteria kontak adalah siapa pun yang sangat mungkin berhubungan dengan orang yang terpapar Covid-19 dalam rentang 2 hari hingga 14 hari setelah kasus.
Upaya tracing adalah identifikasi, penilaian dan pengelolaan terhadap orang yang terpapar penyakit dan langkah selanjutnya adalah memutus rantai penyebarannya. Perlu adanya dukungan bagi pekerja agar pelaksanaan tracing berjalan sesuai ketentuan dengan juga melibatkan pengawas kontak yang terlatih.
Berpartisipasi dalam proses tracing bagi pekerja merupakan hal yang smart, saatnya sesama pekerja saling bahu membahu, tanpa upaya pelacakan kontak erat, rasanya tak kuasa kita semua menyetop penyebaran pandemi Covid-19. Pelacakan kontak erat merupakan salah satu ikhtiar yang bisa dilakukan pekerja.
Webinar yang merupakan gagasan ILO dan juga Ikatan Dokter Kerja Indonesia dan didukung oleh Konfederasi pekerja yang berada di tanah air ini dan juga di ikuti secara online oleh para peserta aktivis buruh, memberikan secercah pengetahuan untuk menanggulangi pandemi Covid, bermanfaat bagi para pekerja. Saatnya memang pandemi Covid-19 kita lawan bersama sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H