Banyak yang mengira bahwa pekerja hanya menjalankan rutinitas dari rumah menuju tempat bekerja, begitu saja setiap harinya. Sebuah anggapan yang kadung menjadi sterotype yang sepertinya enggan beranjak dan tersemat bagi para pekerja. Tapi tunggu dulu nih, pekerja pun sebenarnya kerap tampil di lingkungan masyarakat.
Mereka membaur dan bersosialisasi dengan masyarakat lainnya, banyak juga kok para pekerja malah menjadi tokoh masyrakat, entah menjadi ketua RT, ketua RW atau malah menjadi Kepala Desa dan juga bahkan anggota dewan, ini merupakan bukti bahwa pekerja pun mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
Dokter Bayu Suryo Aji,MKK menjadi narasumber dengan materi Pekerja Sebagai Satgas Covid-19, Magister Kedokteran Kerja  Universitas Indonesia adalah jenjang yang dilalui dr. Bayu Suryo Aji,MKK. Menurut Pak dokter  perlu mengetahui  identifikasi resiko untuk program Pencegahan dan Penanggulangan  Pandemi Covid-19.
Salah satunya adalah dengan Pengorganisasian Gugus Tugas P2 Covid Perusahaan, adanya Struktur Organisasi Gugus Tugas Covid, pembiayaan atau anggaran program, prosedur P2 Covid di tempat kerja. Bahwa perencanaan program selayaknya para pekerja pun terlibat didalamnya untuk kebaikan bersama untuk menanggulangi pandemi.
Sebagai seorang satuan tugas, pekerja memang harus memahami dan juga mengerti identifikasi resioko yang terklasifikasi dalam beberapa kategori yakni rendah, sedang dan juga tinggi.Bahwa setiap jenis pekerjaan memiliki resiko tertular SAR-COV-2. Pekerja juga selayaknya tahu resiko kesakitan  & kematian  akibat SAR-COV-2.
Resiko pekerjaan tertular Covid rendah yaitu bekerja di rumah atau menerapkan menjaga jarak fisik secara ketat. Sedangkan resiko  kesakitan & kematian akibat Covid level rendah yakni sampai usia dewasa aawal tanpa komorbid.Bagaimana resiko pekerjaan tertular SARS-COV-2 dengan tingkat sedang.
Kemungkinan kontak dengan kasus suspek probable, sedangkan untuk identifikasi resiko tinggi adalah dengan kontak pasien konfirmasi Covid-19. Adapun resiko kesakitan dan kematian akibat Covid-19 sedang yaitu usia dewasa akhir dengan komorbid, sedangkan yang tinggi, usia lansia awal dan lansia akhir dengan komorbid.
Setiap manusia itu unik, begitu juga pekerja. Sebagai manusia adalah makhluk sosial yang saling terkoneksi dengan manusia lainnya. Pekerja sebagai agen perubahan dan aktif untuk terjun langsung sebagai satuan tugas Covid-19 di perusahaan adalah keniscayaan dan sangat mungkin dilakukan.
Menurut paparan dokter Bayu Suryo Aji, MKK ada peran yang bisa diambil untuk menjadi agen perubahan dan siap menjadi satgas Covid-19, peran itu mencakup untuk membangun  kesadaran pentingnya perubahan, mengidentifikasi masalah, mendorong niat perubahan, mentranformasikan niat menjadi nyata serta media penukar informasi.
Sebagai satgas Covid-19 perlu mempunyai kriteria dan jadi garda depan dengan beberapa modal  yang menyertainya seperti komunikasi yang baik, paham terhadap tantangan dan agenda tranformsi, merencanakan dan mengelola target rencana, mampu menangani resistensi, kinerja tinggi, interpersonal yang baik dan juga kinerja tinggi.
Yuk ah wahai pekerja, rasanya belum terlambat untuk memulai menjadi satuan tugas Covid-19, nilai nilai kemuliaan secara universal dengan bahu membahu menanggulangi pandemi dan di mulai dari tempat kerja adalah langkah baik yang tentunya menjadikan seorang pekerja tak melulu melakoni ritme rumah dan tempat kerja.