Kaum rebahan akan memberikan pembenaran untuk meneruskan perjuangannya agar posisi rebahan tak terganggu, puasa itu bikin mager, sudah haus lapar pula, saat yang tepat untuk rebahan(lagi).
Padahal puasa bukanlah halangan untuk menambah kemampuan, saat pandemi melanda dan waktu luang pun bisa di manfaatkan secara optimal, menambah skill adalah modal awal untuk berbuat lebih baik, syukur syukur menambah cuan. Penghasilan bertambah dan kemampuan meningkat, ingat dong sebuah hadist yang berbunyi "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim".
Puasa jangan sungkan sungkan belajar untuk menempa diri, ada banyak pilihan keahlian yang bisa kita ikuti, semakin kuat hasrat untuk belajar maka skill pun semakin meningkat. Meski harus menghadapi era disrupsi tetapi saat ini kaum milenial diuntungkan dengn adigium bukan lagi kompetisi, lebih baik kolaborasi.
Mengasah skill sah sah saja dan itu memang selayaknya dilakukan, mengingat saat ini zamannya sudah terbuka, siapa pun berhak untuk mendapatkan sumber ilmu dengan akses global.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan lulusan SMA/SMK mencapai 2-3 juta siswa, di Indonesia ada 4.700 Perguruan Tinggi, dari jumlah tersebut serapan lulusan SMA/SMK hanya 38% yang merasakan bangku kuliah. Hal ini menjadi dilema tersendiri, jika lulusan SMA/SMK tak dibekali dengan keahlian tertentu maka dipastikan akan semakin tertinggal.
Bagaimana nasib para lulusan yang mengecap perguruan tinggi? Data Badan Statistik Indonesia mencatat jumlah pengangguran  di tanah air pada bulan Austus 2020mencapi 9,77 juta jiwa. Tingkat Pengangguran Terbuka lulusan Diploma I hingga III berada di angka 8.08%, strata I 7,35 %. Dari sajian data diatas, sekiranya penting bagi kita semua untuk memiliki skill karena memang persaingan saat ini begitu kompetitif.
Ada beragam skill yang bisa kita pilih, syukur deh kalau sudah punya skill dan tinggal mengasah ketajamannya serta menambah jam terbang, tahu nggak sih gaes ada beberapa kompasianer yang memiliki keahlian khusus yang mungkin saja kita bisa menirunya, mereka juga tak ujug ujug menguasai apa yang menjadi keahliannya saat ini.
Ada proses nan berliku dan mungkin berdarah darah, namun kini mereka telah membuktikan bahwa jalan terjal yang ditempuh telah berbuah manis, seiring perjalanan waktu skill mereka menjadi pembuktian dan mereka eksis dengan keahlian yang dimilikinya.
Semoga apa yang telah dicapai para kompasianer di bidangnya masing masing, menjadi ilham bagi kita semua untuk menambah skill, karena dengan keuntungan memiliki keahlian, tanpa orang dalam pun bisa ajeg kok mendapatkan penghasilan.
Mik Emas Dan Totalitas Yang Menyertainya