Usai sudah kepulan asap dari toko yang terbakar, beberapa hari terombang ambing dalam kebimbangan dan apakah di PHK atau dipindah kerja, sejak tragedi kerusuhan, Moeng sudah jarang bertemu dan penulis pun sudah pindah kerja, terasa banget pas lagi sayang sayangnya kok situasi negara nggak baik baik saja, perlahan lahan intensitas bertemu pun berkurang hingga kabar Moeng pun tak diketahui, di manakah dia berada kini pun tak tahu.Â
Mungkin ini jalan yang harus dijalani, acapkali mencintai itu tak harus memiliki, situasi sulit memang, saat ini alat komunikasi semacam hape memang sudah ada tapi untuk memiliki alat komunikasi tersebut tidak terjangkau, akhirnya setelah hampir menjalani masa 1,5 tahun bersama, endingnya kok ya bubar deh.
Namun harus bisa akhirnya melupakan keeping kenangan bersama Moeng,berat memang tetapi hidup harus berjalan, berpisah pun dengan baik baik dan inilah point yang penting, mungkin karena jarak dan waktu saat itu yang menjadi kendala, namun percayalah ada percik kebahagiaan saat bersamanya.Â
Pernah kita satu ketika bersama dan takdir perpisahan adalah jalan terbaik, ada sedikit lara setelah hari hari tanpa Moeng, namun satu hal yang pasti adalah saat mendengar lagu My Heart Will Go On dengan suara dahsyatnya Celine Dion, setiap lirik lagu seakan mewakili perjalanan ajaibnya sebuah cinta.
Juga saat film Titanic yang bolak balik di putar oleh tivi swasta di Indonesia, teringat akan Jack Dawson yang beruntung mencicipi pelayaran kapal mewah Titanic, dari kelas yang paling murah dan mendapatkan tiket setelah memenangkan poker, sempat menjadi sosialita sebentar ketika menolong perempuan cantik bernama Rose, dan mereka saling mencintai meski ada tembok penghalang bernama Caledon Nathan Hockley atau Cal yang arogan dan sombongnya pol polan, Titanic tenggelam di lautan Atlantik nan dingin, mantan pun pergi entah kemana, namun dimana pun dia berada semoga baik baik saja.Â
Ada istilah sarkasme yakni buanglah mantan pada tempatnya, mungkin kalimat yang terdengar bagaimana gitu, tapi percayalah mantan pula yang pernah bersama kita, pahit manis sebuah hubungan memang terasa syahdu saat menjalaninya, dan ketika bubaran ada keping keping yang terasa berserak, mungkin saatnya melupakan mantan dan biarkan dia pun menemukan kebahagiaan meski bukan dengan kita.
Artikel ini dibuat untuk menjawab tantangan blog competition Kompasiana Sambung menyambung menjadi konten, Grup kami adalah Penulis Bahagia dengan Formasi Bang Topik Irawan, Amma Refika Artari dan Mbakyu Eka Murti. Maju terus literasi Indonesia. Tunggu saja kejutan berikutnya dari Amma Fika tentang pangan dan di tutup dengan fiksi ciamik dari Mbak Eka Murti, inilah kami Penulis Bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H