Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Akar

25 Desember 2019   14:02 Diperbarui: 25 Desember 2019   14:24 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di kedalaman tanah yang gelap dan lembab,Akar hanya bisa terheran-heran dengan cerita para Daun yang menceritakan betapa indahnya dunia diatas tanah,mereka bercerita tentang langit yang biru,burung-burung terbang dan juga banyak hal lain yang Akar tidak pernah tahu karena ia selama ini hanya bisa berada di dalam tanah.

"Sebenarnya aku ingin selalu berada diatas, menatap keindahan itu semua namun aku harus digantikan oleh daun-daun yang lebih muda,"sesal si Daun yang kini berada di dalam tanah.

"Bukankah di sini adalah tempat terbaik?"tanya si Akar kepada Daun.

Daun tertawa keras mendegar ucapan Akar,lucu rasanya mendengar ucapan itu,Akar hanya terdiam mendengar tertawaan si Daun.Tak lama kemudian si Daun pun menjawab pertanyaan Akar.

"Mungkin bagi kamu ini adalah tempat terbaik,tempat gelap yang jelek,tidak enak dan juga bau,huh beda dengan diatas sana semua serba indah,makanya jangan hanya bisa didalam tanah,"ejek si Daun dengan sombong.

Akar semakin diam dengan ejekan si Daun,apalagi tawa si Daun terasa semakin kencang.Diikuti daun-daun lainnya yang membuat Akar sedih karena diperolok oleh si Daun,namun ia segera terhibur dengan si Cacing dan Tanah yang tak ikut-ikutan mengoloknya.

"Sudahlah Akar jangan bersedih,lagi pula di atas sana belum tentu tempat yang baik bagi kamu,"hibur Cacing.

"Betul sekali, belum tentu apa yang dikatakan si Daun baik bagimu Akar,"nasehat Tanah bijak.

"Tapi ingin ke atas sana!"Ungkap Akar bersikeras.

Semenjak itu si Akar selalu berharap satu ketika menuju dunia diatas tanah seperti yang diceritakan para daun.Harapan itu selalu dikatakan Akar kepada teman-temannya walaupun para daun-daun meragukan namun Akar tetap percaya satu saat ia bisa berada diatas sana.

"Sebentar lagi aku akan berada diatas sana,mungkin aku akan berkenalan dengan para mahkluk yang diceritakan Daun,"ujar si Akar yakin.

Berhari-hari kemudian si Akar terus berharap hingga akhirnya mimpi itu jadi kenyataan.Terdengar suara orang mencangkul dan tak lama kemudian pohon di mana Akar tinggal terangkat dan ....Huppss!

Kini Akar dapat menikmati pemandangan yang begitu baru dan apa yang ia cita-citakan dapat terwujud.

Dunia di atas tanah begitu luas,indah dan penuh warna-warni dan untuk beberapa saat Akar begitu senang,namun setelah beberapa lama Akar mulai merasa panas,matahari bersinar terik membuat Akar seperti terbakar,tak ada lagi perlindungan baginya,belum lagi kini ia teronggok tak bisa berdiri kokoh di tanah,apa yang lama ia inginkan ternyata tak seindah yang dibayangkan.

Kini ia merindukan si Cacing,merindukan tanah tapi bisakah ia berkumpul kembali,seketika Akar rindu semuanya.Ternyata apa yang dikatakan Tanah benar juga,Akar hanya ingin kembali,tempatnya bukan di sini tapi dibawah tanah,walau tak terlihat namun ia bisa bermain,menyerap air dan bercanda dengan Cacing tanah,tapi semua itu hanya tinggal kenangan.

Ingin rasanya berada kembali bersama mereka.

Akar merasa tubuhnya terangkat dan tak lama kemudian ia berada kembali kedalam tanah,lalu ia pun ditimbun tanah kembali dan ia bisa berdiri tegak kembali,Akar tertawa senang ia telah kembali.

"Asyik aku kembali lagi,aku rindu kalian,ternyata dunia diatas sana tak seindah yang aku bayangkan,dan aku tak ingin kembali kesana,"ungkap Akar dengan sukacita yang tak terkira.

"Kamu harus disini Akar, tempatmu memang dibawah tanah!"Ucap Cacing yang juga gembira temannya kembali lagi.

 Mereka senang bisa kembali satu dibawah tanah,walaupun gelap tapi menyenangkan, akar gembira bisa berkumpul dengan teman temannya yang dulu dan ia tak ingin kembali ke dunia atas, tempat terbaik baginya adalah di dalam tanah, kembali adalah terindah bersama teman teman lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun