Membaurnya jamaah lelaki dan perempuan saat sholat jamaah shubuh di GBK(dok:detikNews)
Ternyata perdebatan tentang membludaknya massa ketika kampnye terbuka paslon 02 di Gelora Bung Karno dua hari lalu belumlah usai. Pendukung capres Prabowo Subianto yang mengenakan "dres code" warna putih putih ketika acara berlangsung terlihat di semua tempat di stadion, mulai dari pinggir lapangan hingga didalam lapangan.
Mereka yang sedari dini hari sudah tiba di stadion yang memiliki kapasitas 77 ribu tempat duduk, memanfaatkan waktu dengan car berdzikir, tahajud dan disambung dengan sholat shubuh berjamaah.
Yang menarik adalah hadirnya Prabowo Subianto untuk sholat berjamaah bersama pendukungnya, capres yang kerap di olok olok dengan taggar Jumatan Dimana oleh para fans lawan politik, terlihat menunaikan shubuh dengan menggunakan baju takwa dan celana panjang warna hitam.
Yang menarik dari pasca kampanya capres di GBK adalah nyinyirnya pihak sebelah dengan suasana sholat berjamaah. Di media sosial terdengar cuitan tentang jajaran shaf jamaah antara lelaki dan perempuan yang sejajar.
Maka tak pelak lagi keriuhan pun terjadi, netizen pun tik tok dalam menyikapinya, bila bukan pendukung capres 01 maka komen komen pun riuh bersahutan mempertanyakan sah dan tidak sahnya sholat dengan jajaran shaf yang komposisinya letak sejajar antara perempuan dan lelaki.
Bagi pendukung paslon 02, cemoohan tentang jamaah yang bercampur antara perempuan dan laki laki pun ramai menangkis celetukan di media sosial. Bahkan dari mereka menjawabnya dengan cara cara yang elegan dengan mengutip pendapat mazhab Syafi'i yang menjelaskan bahwa hukum bercampurnya jamaah perempuan dan laki itu makruh.
Pada akhirnya urusan fiqh menjadi pembahasan pasca berlangsungnya kampanye 02.Hal ini menjadi menarik karena biasanya kampanye yang kita kenal lebih menonjolkan unsur hiburan dengan dengan goyang dangdut misalnya untuk menarik massa agar bisa memenuhi lapangan atau stadion.
Mendadak fiqh, kedua kubu yang saling berlawanan saat melihat fenomena kampanye paslon 02, semoga ini menjadi titik balik bagi kita semua untuk terus belajar tentang adab adab keseharian, karena pada dasarnya setiap apa yang kita lakukan sehari hari tidak terlepas dari aturan fiqh.
Semoga perbedaan pilihan di pilpres kali ini memberikan pencerahan bagi kita semua bahwa jangan terlalu sensi dengan namanya perbedaan, jangan saling menghujat, bila hidup kita terasa berat,apalagi saat memutuskan untuk memilih presiden sebagai pemimpin negeri. Pastikan nanti kita salah pilih pasangan calon presiden dan wakilnya.